TEMPO Interaktif, Zurich - Fisikawan ETH-Zurich mengembangkan laser jenis baru yang menghancurkan batas-batas kemungkinan. Alat ini jauh lebih kecil dari pembangkit laser elektrik di dunia dan mungkin akan merevolusi teknologi chip.
Butuh waktu setengah tahun dari gagasan awal Christoph Walther, seorang mahasiswa PhD di Optoelektronik Quantum Group di ETH Zurich, menghabiskan hari dan malam di lab FIRST. ETH Zurich menyediakan fasilitas ruangan bersih sebagai kondisi ideal menciptakan rekor baru dalam teknologi laser. Ia bersama empat rekannya mengembangkan laser bertenaga listrik terkecil di dunia.
Alat ini berukuran panjang 30 mikrometer –30 per sejuta meter – tinggi delapan mikrometer dan memiliki panjang gelombang 200 mikrometer. Laser ini jauh lebih kecil dari panjang gelombang pemancar cahaya ilmiah pertama. Laser pada umumnya tak bisa lebih kecil dari panjang gelombang karena gelombang cahaya laser konvensional menyebabkan resonator optik untuk berosilasi - mirip gelombang akustik ke soundbox gitar.
Dengan demikian, gelombang cahaya pada dasarnya "perjalanan" bolak-balik antara dua cermin. Prinsip ini hanya bekerja jika cermin lebih besar dari panjang gelombang laser. Akibatnya, laser normal terbatas pada ukurannya.
Peneliti lain telah berusaha mendorong batas-batas ukuran terkeci, kata Walther, "Tapi dengan mengembangkan konsep laser yang sama sekali baru kami bisa pergi cukup jauh di bawah batas."
Dalam mengembangkan konsep laser mereka, Walther dan tim asuhan Jérôme Faist, profesor dan kepala ETH Zurich Institute of Quantum Electronics , terinspirasi oleh elektronik. "Alih-alih resonator optik biasa, kami menggunakan rangkaian resonansi listrik terdiri dari induktor dan dua kapasitor, " kata Walther. Lampu efektif "ditangkap" di dalamnya dan menyebabkan osilasi elektromagnetik di tempat penguat optik.
"Ini berarti ukuran resonator tidak lagi dibatasi panjang gelombang cahaya dan secara prinsip - dan itulah yang membuat begitu istimewa - dapat diperkecil berbagai ukuran yang diinginkan. Alat ini prospektif bagi microlaser sebagai bahan poduksi chip - alternatif optik transistor.
"Jika kami berhasil mendekati transistor dalam ukuran menggunakan microlasers, suatu hari mereka bisa membangun chip elektro-optik dengan konsentrasi komponen dan optik elektronik sangat tinggi, " kata Walther.
PURW | SCIENCEDAILY