Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jambi Turunkan Emisi Karbon 70 Juta Ton  

image-gnews
Hutan Gambut yang telah terbakar. TEMPO/Robin Ong
Hutan Gambut yang telah terbakar. TEMPO/Robin Ong
Iklan

TEMPO Interaktif, Jambi - Pemerintah Provinsi Jambi bertekad untuk mengurangi emisi karbonnya sebesar 70 juta ton hingga tahun 2030. Upaya ini sebagai salah satu bentuk komitmen daerah ini dalam mengurangi emisi karbon dunia yang sudah sangat memprihatinkan.

Langkah itu diambil mengingat hasil perhitungan Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) Jambi menyumbang sebesar 57 juta ton karbon emisi pada 2005. "Bila tidak ada upaya untuk menguranginya, dikhawatirkan pada 2030 bisa meningkat menjadi 74 juta ton," kata Arfan, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, kepada Tempo, Selasa (13/4).

Penyebab semua itu, akibat terjadinya kebakaran lahan dan hutan, eksploitasi hutan alam serta adanya penegelolaan kawasan gambut tidak tepat.

Atas dasar itu, maka pemerintah setempat, antara lain akan memulai kegiatannya dengan pencegahan kebakaran lahan dan hutan, mengelola lahan gambut dengan menggunakan manajemen tepat serta menghentikan adanya upaya pengelolaan hutan alam secara berkelanjutan.

Khusus pengelolaan kawasan gambut, dengan mereklamasi kawasan hutan lindung gambut dengan kedalaman lebih dari tiga meter, yakni di kawasan Taman Nasional Berbak, luas keseluruhannya mencapai 140 ribu hektare dan di beberapa lokasi lainnya yang mencapai 62.204 ribu hektare lebih.

Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Jambi AM Firdaus mengemukakan, peningkatan pertumbuhan ekonomi seiring dengan peningkatan jumlah penduduk, tentunya akan menambah pula jumlah dan ragam kegiatan masyarakat.

Pada gilirannya akan dapat mempengaruhi alam dan lingkungan, karena dari kegiatan masyarakat tersebut tidak jarang menambah kerawanan, kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Pengelolaan sumber daya pembangunan yang tidak mengikuti prinsip pengelolaan lestari terhadap lingkungan, antara lain dapat mengakibatkan tanah, air dan udara akan terus mengalami degradasi, sehingga dapat menimbulkan bencana lingkungan.

“Salah satu isu lingkungan yang sangat menonjol dan menjadi perhatian masyarakat dunia. Akhir-akhir ini adalah masalah pemanasan global (global warming)," katanya.

Konferensi Perubahan Iklim di Copenhagen beberapa waktu lalu, pemerintah Indonesia telah mencanangkan pengurangan emisi karbon sebesar 26-41 persen sampai tahun 2020. Ini tentunya harus dijabarkan dalam rencana aksi nasional, merupakan rangkuman rencana aksi setiap provinsi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Provinsi Jambi sendiri telah membuat langkah-langkah strategis dalam bentuk rencana aksi untuk mengurangi emisi melalui konsep pembangunan rendah emisi karbon.

Pemerintah Australia telah menetapkan Provinsi Jambi sebagai salah satu daerah di Indonesia sebagai kawasan percontohan dalam membangun kawasan hutan. Tujuannya, tidak hanya menjadikan hutan tetap lestari, tapi juga sekaligus membantu meningkatkan tarap hidup masyarakat.

Australia sudah menyatakan kesanggupannya untuk membantu keinginan tersebut, mulai dari dana hingga pada pembinaan dan peningkatan sumber daya manusia. Dana yang akan dikucurkan mencapai 30 juta dolar Australia atau setara Rp250 miliar.

Dipilihnya Provinsi Jambi, karena kondisi hutan di daerah ini dinilai masih relatif cukup baik, terutama di beberapa kawasan hutan di taman nasional, hutan adat dan taman hutan rakyat.

Provinsi Jambi dalam kegiatan ini akan membangun kawasan hutan kering. Sementara daerah lain yang dipilih dan mendapatkan bantuan, yakni Provinsi Kalimantan Timur, khusu kawasan hutan gambut.

Tujuannya, merupakan bentuk kepedulian pemerintah Australia mengurangi emisi karbon sebagai penyebab pemanasan secara global.

Duta Besar Australia untuk Indonesia Bill Farmer, kepada Tempo, akhir Februari lalu, di Jambi, mengakui jika pihaknya benar-benar serius untuk melakukan kerjasama dengan Indonesia dalam upaya membangun kawasan hutan.

"Kami memang sangat ingin melakukan kerja sama untuk masalah ini, tapi kami juga tidak memaksa. Bila pemerintah Indonesia juga memiliki pemikiran dan keinginan yang sama, kenapa tidak," ujar Farmer.

SYAIPUL BAKHORI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

3 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.


Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

7 hari lalu

Ilustrasi badai taifun yang muncul di Samudera Pasifik. (friendsofnasa.org)
Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.


Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

7 hari lalu

Mobil terjebak di jalan yang banjir setelah hujan badai melanda Dubai, di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. REUTERS/Rula Rouhana
Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.


5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

7 hari lalu

Mobil melewati jalan yang banjir saat hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 16 April 2024. REUTERS/Abdel Hadi Ramahi
5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab


Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

12 hari lalu

Anomali suhu udara permukaan untuk Maret 2024. Copernicus Climate Change Service/ECMWF
Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.


Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

18 hari lalu

Seseorang memegang gambar aktivis iklim Greta Thunberg ketika para aktivis menandai dimulainya Pekan Iklim di New York selama demonstrasi yang menyerukan pemerintah AS untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim dan menolak penggunaan bahan bakar fosil di New York City, New York, AS, 17 September 2023. REUTERS/Eduardo Munoz
Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.


Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

22 hari lalu

Ilustrasi hujan. REUTERS
Curah Hujan Tinggi di Bogor, Ahli Meteorologi IPB Ungkap Fakta Ini

Setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan curah hujan di Kota Bogor selalu tinggi. Namun bukan hujan pemicu seringnya bencana di wilayah ini.


Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

25 hari lalu

Billy Joe Armstrong dari Green Day tampil membawakan lagu
Green Day akan Tampil di Panggung Konser Iklim

Grup musik punk Green Day akan tampil dalam konser iklim global yang didukung oleh PBB di San Francisco


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

30 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

37 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.