Avivah Yamani dari Komunitas Astronomi Langit Selatan menuturkan, waktu terbaik untuk menyaksikannya antara pukul 01.00 dini hari hingga menjelang subuh. Saat itu, kata Vivie – panggilan akrab Avivah-- sisi bumi tempat kita berpijak berada tepat di jalur orbit. Dan tiap akhir bulan April, posisinya melewati ekor komet Tatcher (C/1861 G1) yang sangat berdebu.
“Puncaknya memang dua malam ini, Rabu nanti malam dan Kamis (22/4) esok. Tapi posisi puncak akan terjadi Kamis besok mulai tengah malam sampai subuh” kata Vie yang juga pendiri sekaligus pengelola Komunitas Langit Selatan ini dalam percakapannya dengan Tempo di Bandung, Rabu (21/4) malam.
Menurut lulusan Pascasarjana Astronomi ITB dengan topik kajian Tata Surya dan Extrasolar Planet ini, hujan meteor adalah fenomena tahunan. Berada dekat di rasi Lyra, hujan meteor ini sudah diamati sejak 2000 tahun lalu. Tahun 687 SM, warga Cina bahkan menyebut hujan ini sebagai "Stars feels like rain”. “Kalau pada posisi puncak, biasanya akan terlihat bintang vega yang terang di rasi Lyra. Itu bisa jadi panduan arah meteor “ ujar Vie.
Bintang ini, memiliki kecerlangan 3 kali lebih terang dari Matahari pada jarak 25 tahun cahaya. Sekitar 14 ribu tahun lalu Vega adalah bintang utara. Sekarang bintang utara yang kita kenal adalah Polaris baru kemudian Vega.
Bagi warga yang ingin menonton, Vie menyarankan mencari lokasi terbaik di daerah yang tidak terpolusi cahaya dengan cuaca cerah. Warga di daerah perkotaan, diminta minggir sedikit karena biasanya meteor tidak terlihat kalau lampu cahaya kota terlalu terang.
Beberapa tempat di seputar Bandung, kata Vie, bisa jadi rujukan. Misalnya di kawasan Tanjung Sari, Sumedang. Di daerah ini, langit akan terlihat lebih terang di atas kegelapan bumi. “Ini akan jadi santapan luar biasa untuk para fotografer” ujarnya.
WIDIARSI AGUSTINA