Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa Meteor Bone Menghasilkan Ledakan Besar

image-gnews
Hujan Meteor di Wisconsin-Madison Kamis malam (15/4). AP Photo/University of Wisconsin-Madison Department of Atmospheric and Oceanic Sciences
Hujan Meteor di Wisconsin-Madison Kamis malam (15/4). AP Photo/University of Wisconsin-Madison Department of Atmospheric and Oceanic Sciences
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Ledakan meteor Bone, Sulawesi Selatan, 8 Oktober 2009 yang disebut lebih besar dari meteor Wisconsin, Amerika Serikat, menimbulkan pertanyaan: mengapa bisa meledak? Laporan dari sejumlah warga Bone menunjukkan bahwa terjadi ledakan.

"Ada asap putih, lalu ada ledakan beberapa kali di langit," kata warga setempat.  

Ledakan itu terjadi pukul 11 waktu setempat. Sebuah laporan menunjukkan bola api yang cerah, disertai dengan ledakan dan awan debu yang tersisa. Warga mengira ledakan itu adalah ledakan pesawat. Suaranya berdentam dan sangat keras.

Pertanyaannya mengapa meteor dengan diameter itu bisa meledak? Apalagi ledakannya menurut Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) kekuatannya tiga kali kekuatan ledakan bom atom Hiroshima.

Menurut para ahli di NASA / JPLNear-Earth Object Program Office di Pasadena, California, Don Yeomans, Paulus Chodas, Steve Chesley ledakan terjadi karena meteor itu masuk ke dalam atmosfer dengan kecepatan tinggi. Karena tekanan atmosfer yang tinggi itu, meteor itu terbakar dalam lapisan atmosfer dan lama-lama meledak dan menghasilkan pelepasan energi sekitar 50 ribu ton.

Menurut Dr. Thomas Djamaludin, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim  Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengatakan materi meteor ini terbuat dari logam. Itu sebabnya meteor itu tak seperti meteor Wisconsin yang lebih rapuh yang menghasilkan ledakan yang lebih kecil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Ini mungkin obyek terbesar yang menyerang bumi sejak bola api di dekat Kepulauan Marshall, Pasifik Selatan pada 1 Februari 1994," ujar Clark Chapman, pakar asteroid dan planet di Southwest Research Institute (SwRI) di Boulder, Colorado, beberapa waktu lalu. "Obyek di langit Indonesia itu besar dan menghasilkan ledakan atmosfer yang setara dengan beberapa bom Hiroshima," tutur Chapman.

LAPAN sebenarnya ingin meneliti meteor di Bone itu. "Tapi lokasi kami jauh," kata Thomas.

BS | Anwar Siswadi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Museum Bern Akan Pamerkan Meteorit Berumur 3.500 Tahun, Jadi Mata Panah Pemburu Zaman Perunggu

15 Agustus 2023

Meteorit yang ditemukan di Hoba, Namibia.
Museum Bern Akan Pamerkan Meteorit Berumur 3.500 Tahun, Jadi Mata Panah Pemburu Zaman Perunggu

Museum Sejarah Bern akan memamerkan koleksi unik mulai 1 Februari 2024 hingga 25 April 2025. Keunikannya, benda ini diduga bukan berasal dari bumi.


Coperni Rilis TasTerbuat dari Meteorit Asli, Berapa Harganya?

26 Maret 2023

Tas Meteorit Coperni (Instagram/@coperni)
Coperni Rilis TasTerbuat dari Meteorit Asli, Berapa Harganya?

Coperni menggambarkan tas ini sebagai objek unik yang secara halus menggabungkan arkeologi, desain, dan seni klasik dan primitif.


Meteorit Tabrak Bulan Terekam Kamera Astronom Jepang di Bumi

13 Maret 2023

Astronom Jepang, Daichi Fujii, menangkap gambar peristiwa meteorit menabrak Bulan yang tampak lewat kilatan cahaya terang di kiri bawah pada 23 Februari 2023. mage credit: Daichi Fujii Hiratsuka City Museum
Meteorit Tabrak Bulan Terekam Kamera Astronom Jepang di Bumi

Dibandingkan dengan di Bumi, di Bulan hanya ada eksosfer yang sangat renggang. Meteorit bisa lebih sering menabraknya.


Militer AS Pastikan Meteorit Antarbintang Menghantam Bumi pada 2014

17 April 2022

Ilustrasi asteroid interstellar pertama, Oumuamua. Kredit: M. Kornmesser/ESO
Militer AS Pastikan Meteorit Antarbintang Menghantam Bumi pada 2014

Pada 2019 peneliti Harvard menulis bahwa meteorit sangat cepat yang merintis jejak melalui atmosfer pada tahun 2014 juga sebagai objek antarbintang.


Studi: Meteorit Mars Mengandung Molekul Organik, tapi Bukan Bukti Kehidupan

14 Januari 2022

Meteorit Allan Hills 84001 berasal dari Mars dan ditemukan di Antartika pada tahun 1984. (JSC/NASA)
Studi: Meteorit Mars Mengandung Molekul Organik, tapi Bukan Bukti Kehidupan

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan berdebat tentang bagaimana bahan kimia organik dalam meteorit ALH 84001 terbentuk.


Pria Australia Mengira Temuannya Batu Tak Berharga, Ternyata Meteorit Langka

25 November 2021

Para ahli mengatakan batu itu adalah meteorit langka yang berasal dari kelahiran tata surya kita. (Museum Victoria)
Pria Australia Mengira Temuannya Batu Tak Berharga, Ternyata Meteorit Langka

Batu itu sangat keras, bahkan gergaji khusus batu, bor, penggiling, dan termasuk palu godam, semuanya memantul dari permukaan batu.


Meteor Jatuh di Atas Bantal, Begini Kemungkinan Asteroid Tabrak Bumi

22 Oktober 2021

Sebuah meteorit berusia 4,5 miliar tahun jatuh di rumah seorang wanita di Kanada dan mendarat di atas bantal. Kredit: The Golden Star/Ruth Hamilton
Meteor Jatuh di Atas Bantal, Begini Kemungkinan Asteroid Tabrak Bumi

Meteor menembus atmosfer Bumi dan jatuh di sebuah rumah di Kanada beberapa waktu lalu. Beruntung ukurannya kecil.


Teka-teki Meteorit 4,5 Miliar Tahun yang Menembus Atap Rumah Wanita di Kanada

18 Oktober 2021

Sebuah meteorit berusia 4,5 miliar tahun jatuh di rumah seorang wanita di Kanada dan mendarat di atas bantal. Kredit: The Golden Star/Ruth Hamilton
Teka-teki Meteorit 4,5 Miliar Tahun yang Menembus Atap Rumah Wanita di Kanada

Batu meteorit itu diperkirakan berusia 4,5 miliar tahun, lebih tua dari apa pun yang ada di Bumi.


Meteor Meledak di Atas Norwegia dan Ciptakan Ledakan Sonik

28 Juli 2021

Meteor yang melaju dengan kecepatan 70.000 km per jam, menerangi langit malam seolah-olah siang hari. Kredit: Norwegian Meteor Network
Meteor Meledak di Atas Norwegia dan Ciptakan Ledakan Sonik

Meteor itu membangunkan warga ibu kota negara, Oslo, yang terkaget-kaget mendengar suara ledakan besar.


Cina Punya Planetarium Terbesar di Dunia, Buka 17 Juli

10 Juli 2021

Planetarium di Shanghai, China, yang diklaim terbesar di dunia merupakan hasil rancangan arsitektur China dan Amerika Serikat. (ANTARA/HO-GICExpat)
Cina Punya Planetarium Terbesar di Dunia, Buka 17 Juli

Planetarium itu akan memamerkan banyak benda koleksi bidang astronomi.