TEMPO Interaktif, Bandung - Mahasiswa Institut Teknologi Bandung, Senin (26/4) ini, meluncurkan tiga mobil hemat bahan bakar buatan sendiri. Mereka akan mencobanya siang nanti di dalam kampus Jalan Ganesha.
Ketiga mobil itu karya tim Rajawali, Cikal, dan Heave-EXIA yang akan dilombakan pada Eco Shell-maraton tingkat Asia. Kompetisi yang akan digelar di Sirkuit Sepang, Malaysia, pada 8-10 Juli 2010 itu mencari mobil masa depan yang paling irit bahan bakar.
"Mobil tim ITB akan menempuh 1.000 kilometer dengan 1 liter bahan bakar," kata Prof Djoko Suharto, salah seorang dosen pembimbing tim.
Tim Rajawali dan Tim Heave-EXIA akan berlomba di kategori prototype design. Kendaraan dalam kategori ini umumnya berbentuk aerodinamis dan beroda tiga. Kabinnya hanya untuk satu orang yang mengemudikan mobil dengan posisi berbaring.
Tim Rajawali akan memakai bahan bakar bensin, sedangkan tim Heave-EXIA menggunakan etanol. Adapun tim Cikal akan turun di kategori urban concept. Jenis kendaraan di kelompok itu harus beroda empat dengan ukuran lebih kecil dibanding mobil biasa.
Rekor lomba itu pernah dibuat tim dari Perancis pada 2003 dengan jarak 3.771 kilometer per liter bensin. Tim dari Swiss yang memakai bahan bakar hidrogen lebih hemat lagi. Mobilnya sanggup menempuh 5.000 kilometer per liter.
Di Asia, kompetisi ini baru digelar pertama kali. Kini sudah terdaftar lebih dari 112 tim dari 12 negara, yaitu Malaysia, Thailand, Pakistan, Iran, Philiphina, Cina, Vietnam, Indonesia, Jepang, Singapore, India dan Taiwan.
Selain ITB, Indonesia diwakili 6 tim lain dari Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya.
Sebelum peluncuran mobil itu, ITB mengundang Presiden Direktur Shell Indonesia Darwin Silalahi untuk menyampaikan kuliah umum di Aula Timur pukul 08.00 WIB. "Materi kuliahnya tentang bahan bakar," kata Direktur Humas dan Alumni ITB Marlia Singgih Wibowo.
Setelah kuliah umum dan perkenalan mobil, ketiga tim akan mencoba kendaraan andalannya. Titik berangkat direncanakan dari depan Campus Center hingga gerbang ITB yang berjarak sekitar 100 meter.
ANWAR SISWADI