Dalam operasi perdana tersebut, Andre Ng, konsultan ahli kardiologi dan ahli elektrofisiologi di Glenfield Hospital, Leicester, melakukan prosedur bedah jantung dari luar ruang operasi, Rabu lalu. Ng menyatakan operasi itu berjalan lancar dan gangguan ritme jantung yang diderita pasien bisa dipulihkan dalam waktu 1 jam. "Itu melampaui perkiraan kami dan kami menyelesaikannya dalam waktu yang singkat," kata Ng.
Pembedahan robotik mulai umum diterapkan di negara-negara maju dan dapat digunakan pada pasien dengan beragam penyakit, mulai kanker ginekologis, jantung koroner, kanker ginjal, hingga kanker kandung kemih.
Ng adalah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi jarak jauh pada pasien manusia menggunakan sistem yang disebut Remote Catheter Manipulation System. Perangkat itu dikembangkan oleh Catheter Robotics Inc, sebuah perusahaan dari Amerika Serikat. Perusahaan itu berharap prosedur operasi jarak jauh itu bisa dilaksanakan pada pasien di seluruh dunia pada masa mendatang.
Dalam pembedahan robotik itu, Ng memasukkan pipa tipis yang disebut kateter ke pembuluh darah di bagian atas selangkangan dan mendorongnya hingga memasuki bilik jantung. Elektroda pada kateter merekam dan merangsang berbagai wilayah jantung untuk membantu dokter mengidentifikasi penyebab masalah ritme jantung, yang biasanya berkaitan dengan abnormalitas dalam sistem listrik jantung.
Begitu area itu teridentifikasi, salah satu kateter diposisikan pada lokasi tersebut untuk membakar jaringan rusak dan menyembuhkannya. Pembuangan jaringan rusak menggunakan kateter telah dikembangkan dan digunakan secara efektif selama dua dasawarsa terakhir terhadap pasien penyakit jantung berdebar, yang disebabkan oleh gangguan ritme jantung.
Meski berada di luar ruang operasi selama prosedur pembedahan berlangsung, Ng mengatakan tetap merasa memiliki kendali penuh dan dapat melihat serta berbicara dengan staf medis lain yang berada di samping pasien.
Keuntungan utama dari prosedur itu adalah sang dokter tak perlu mengenakan pakaian pelindung antiradiasi yang berat, seperti apron timbal. Pakaian itu umum dipakai dalam ruang operasi karena bahaya radiasi sinar-X, yang digunakan untuk memperlihatkan organ dalam tubuh pasien.
Operasi yang rumit dan lama juga dapat membuat dokter lelah dan kurang konsentrasi, belum lagi risiko terpapar radiasi tinggi. "Karena saya bisa duduk dalam lingkungan yang terkendali dan santai, tanpa perlu mengenakan lapisan timbal yang berat. Itu sungguh pengalaman yang amat menyenangkan," kata Ng.
Operasi itu dilakukan terhadap pria Inggris berusia 70 tahun yang menderita irama jantung tak normal. Bedah robotik jantung itu adalah tes pendahuluan terhadap efisiensi dan keamanan sistem itu pada manusia.
Ng memperkirakan prosedur lengan robotik yang dikendalikan dari jarak jauh itu akan digunakan secara luas suatu saat kelak. "Di masa depan, bedah robotik ini dapat dilakukan dari kota lain atau lebih jauh lagi," ujarnya. "Yang diperlukan hanyalah link yang dapat diandalkan antara pengendali jarak jauh di tempat pasien dan lengan robotik berada serta di tempat operatornya. Jika ada link yang dapat diandalkan, Anda dapat melakukannya dari lokasi mana pun di dunia."
TJANDRA | REUTERS