Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Waspada! Kejahatan Internet Meningkat 100 Persen

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengguna internet harus tetap waspada terhadap kejahatan yang terjadi lewat dunia maya. Pasalnya, program-program jahat yang disebar lewat internet dideteksi terus meningkat, bahkan lebih merajalela dari sebelumnya.

Temuan tersebut diungkap dalam Internet Security Threat Report volume ke-XV, yang dirilis Symantec Corp. baru-baru ini. Dalam laporan tersebut, perusahaan penyedia solusi keamanan ini menyoroti tren-tren utama kejahatan cyber dari 1 Januari 2009 hingga 31 Desember 2009.

Pada periode tersebut, Symantec menemukan lebih dari 240 juta jenis program jahat baru pada tahun 2009 lalu. Angka itu merupakan peningkatan sebesar 100 persen dari tahun sebelumnya (2008).

Anda mungkin masih ingat, pada tahun lalu dunia sempat dihebohkan oleh dua serangan Cyber yang sangat terkenal, yakni Conficker pada awal tahun 2009, dan Hydraq pada akhir tahunnya. Hydraq menjadi sangat terkenal di awal 2010. Selain bertambahnya program-program jahat, pada tahun lalu kecanggihan ancaman-ancaman kejahatan cyber juga terus meningkat.

Salah satu tren utama yang menjadi sorotan pada laporan tersebut adalah meningkatnya jumlah ancaman yang menargetkan perusahaan. Menurut laporan ini, karena adanya peluang untuk meraih keuntungan dari pencurian kekayaan intelektual (IP), para penjahat cyber jadi mengalihkan perhatiannya ke perusahaan-perusahaan.

Dan, ini dia. Para pengguna jejaring sosial juga tak luput menjadi sasaran para penjahat cyber itu. Laporan tersebut mengungkap bahwa penyerang memanfaatkan banyaknya informasi pribadi yang tersedia secara terbuka di situs-situs jejaring sosial untuk membuat serangan rekayasa sosial pada orang-orang kunci di perusahaan-perusahaan yang menjadi target.

"Para penyerang telah berkembang dari scam yang sederhana menjadi gerakan spionase canggih yang menargetkan sebagian entitas perusahaan dan pemerintah terbesar di dunia," kata Stephen Trilling, senior vice president, Security Technology and Response, Symantec.

Dengan demikian, menurutnya, kejahatan cyber benar-benar menjadi masalah internasional yang membutuhkan kerjasama antara sektor swasta maupun pemerintahan.

Selain meningkatnya jumlah kejahatan yang menargetkan perusahaan, tren lain yang disorot adalah soal toolkit ancaman kejahatan Cyber. Adanya toolkit ancaman kejahatan Cyber telah menurunkan penghalang masuknya para penjahat cyber baru, sehingga mempermudah para penyerang yang tidak punya keahlian untuk mengambil alih komputer dan mencuri informasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah satu dari toolkit tersebut adalah Zeus (Zbot), yang bisa dibeli hanya dengan US$ 700, dapat melakukan otomatisasi proses pembuatan malware tertentu yang mampu mencuri informasi pribadi. Dengan menggunakan kit seperti Zeus, penyerang dapat dikatakan mampu menciptakan jutaan varian program jahat baru dalam upayanya menghindari deteksi software keamanan.

Serangan berbasis Web juga terus tumbuh tanpa henti. Para penyerang kini memanfaatkan teknik rekayasa sosial untuk memikat pengguna yang tidak waspada untuk mengakses website berbahaya. Website tersebut kemudian menyerang Web browser pengguna dan celah keamanan plug-in yang biasanya digunakan untuk melihat video atau membuka file dokumen.

Pada 2009 lalu, terjadi pertumbuhan dramatis jumlah serangan berbasis Web yang menargetkan pembaca file PDF yang mencapai 49 persen dari seluruh serangan berbasis Web yang diamati. Angka ini merupakan peningkatan besar dari 11 persen yang dilaporkan pada 2008.

Selain itu, aktivitas jahat juga makin mengakar di negara-negara berkembang. Laporan tersebut menunjukkan tanda-tanda kuat bahwa aktivitas jahat mulai mengakar di negara-negara yang mengalami peningkatan infrastruktur broadband, seperti Brasil, India, Polandia, Vietnam dan Rusia.

Pada 2009, negara-negara tersebut mengalami peningkatan peringkat sebagai sumber dan sasaran aktivitas jahat para penjahat cyber. Hasil temuan ini mengisyaratkan bahwa tindakan keras pemerintah di negara-negara maju membuat para penjahat cyber kemudian melancarkan serangan mereka dari negara-negara berkembang, yang belum begitu keras membasmi para penjahat cyber. Jadi, waspadalah!

DIM

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

22 Februari 2021

Presiden Direktur Lintasarta Arya Damar.
Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.


Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

11 Juni 2018

Tampilan situs Ditjen Pajak www.pajak.go.id yang diretas oleh pihak yang mengaku sebagai Anonymous Arabe pada Ahad pukul 9 malam lalu, 10 Juni 2018 (foto kanan). Hingga siang ini, situs tersebut masih dalam pemulihan dan dialihkan ke www.djponline.pajak.go.id (foto kiri). Foto: djponline.pajak.go.id / istimewa
Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.


Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

31 Mei 2018

Ilustrasi kejahatan internet
Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.


Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

24 Januari 2018

Global Director Priceprice.com Takayoshi Kuki (tengah) dalam acara peluncuran situs perbandingan harga Priceprice.com di Jakarta, Rabu, 24 Januari 2018. Tempo/Syafiul Hadi
Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.


Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

27 September 2017

Ilustrasi pelacuran / prostitusi. REUTERS/Edgar Su
Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.


Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

27 Agustus 2017

Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam Browser Chrome. Kredit: Techcrunch
Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.


Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

10 Agustus 2017

Ilustrasi belajar make up dari youtube. Goss.ie
Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?


Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

10 Agustus 2017

Soal matematika menjadi password wifi. Mirror.co.uk
Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?


Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

12 Juli 2017

Sxc.hu
Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality


Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

7 Juli 2017

Vlog Kaesang berjudul #BapakMintaProyek. youtube.com
Ingin Vlog Anda Sekondang Kaesang? Hindari Lima Hal Berikut Ini

Vlogging menjadi fenomena tersendiri saat ini. Banyak netizen, dari yang belum tekrenal sampai yang kondang macam Kaesang, meramaikan dunia vlog.