Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Maut Mengintai di Teluk Meksiko  

image-gnews
Petugas Penyelamat Pantai Amerika Serikatberusaha membendung tumpahan minyak di Teluk Meksiko yang berasal dari sumur minyak di dasar laut (28/4). AP/Patrick Semansky
Petugas Penyelamat Pantai Amerika Serikatberusaha membendung tumpahan minyak di Teluk Meksiko yang berasal dari sumur minyak di dasar laut (28/4). AP/Patrick Semansky
Iklan
TEMPO Interaktif, Fort Jackson - Sekujur tubuh burung northern garnet itu berlumur minyak hitam yang lengket. Begitu pula paruh runcingnya yang panjang. Tak terlihat lagi warna asli bulunya yang putih dengan kepala kuning cerah.

Burung itu ditemukan saat berusaha berenang di lepas Pantai Louisiana, yang kini tertutup lapisan tumpahan minyak dari meledak dan tenggelamnya anjungan minyak lepas Deepwater Horizon milik British Petroleum di Teluk Meksiko, hampir dua pekan lalu. Lapisan minyak tebal yang lengket itu membuat burung tersebut tak bisa terbang.

Burung muda itu sungguh beruntung ditemukan oleh awak penyelamat. Umumnya burung dan satwa laut yang terkena minyak akan mati dalam hitungan hari, bahkan beberapa jam saja.

Tumpahan minyak itu memang mematikan. Selain beracun, tar dan minyak yang lengket membuat bulu burung kehilangan lapisan insulasi, yang melindunginya dari air, angin, dan matahari. Bila tertelan, minyak mentah itu akan merusak organ dalam unggas tersebut.

Burung itu dibawa ke Fort Jackson, sekitar 115 kilometer sebelah tenggara New Orleans, untuk dibersihkan. Tak mudah membersihkan tumpahan minyak yang melekat di bulu burung. Para petugas Tri State Bird Rescue and Research di Delaware, Amerika Serikat, menggunakan sabun pencuci piring Dawn biru untuk menyikat burung itu agar terbebas dari minyak yang menempel. Detergen tersebut memang biasa digunakan untuk membersihkan binatang.

Tak hanya memandikan, para petugas juga mencekoki burung itu dengan Pepto Bismol, yang biasa digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan ringan, untuk melindungi burung dari kemungkinan adanya minyak yang tertelan.

Northern garnet itu adalah burung pertama yang ditemukan dan dibersihkan pada Jumat malam lalu, namun para petugas penyelamat memperkirakan masih banyak lagi binatang yang membutuhkan pertolongan mereka.

Untuk mencegah kawanan burung terjebak dalam "kubangan" minyak, petugas perlindungan alam mencoba menggunakan strategi pengusiran burung. Mereka juga menembakkan canon bersuara keras untuk mencegah burung mendatangi perairan tersebut.

Pusat rehabilitasi alam kelautan di Mississippi juga bersiap menerima ratusan mamalia laut dari Texas hingga Florida yang kemungkinan terkena lumpur. Institut Studi Mamalia Laut di Gulport telah menyiapkan ruang pemeriksaan, necropsy dan operasi, mesin ultrasonografi dan sinar-X, serta beragam obat-obatan. Mereka juga memuat freezer dengan ikan beku untuk makanan para pasien. Fasilitas nirlaba itu juga memiliki delapan kolam renang besar, yang telah dibersihkan dan dipersiapkan untuk menampung penyu, manatee, dan lumba-lumba.

Para ilmuwan mengatakan tumpahan minyak tersebut merupakan pukulan berat bagi ikan di perairan itu. Beberapa jenis ikan memang bisa berenang menjauhi minyak ke perairan yang bersih. Namun lumba-lumba tak bisa menghindari hamparan minyak yang mengapung di permukaan laut. Mamalia laut itu harus naik ke permukaan dua kali dalam semenit untuk bernapas. Mereka akan menghirup asap minyak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Direktur pusat rehabilitasi Dr Moby Solangi mengatakan situs itu akan menjadi pusat bagi mamalia laut yang terkena dampak tumpahan minyak. Ia menambahkan, terdapat sekitar 5.000 lumba-lumba di kawasan Teluk Meksiko, antara perairan Mississipppi, Louisiana, dan anjungan Deepwater Horizon. "Banyak di antara mamalia laut itu yang diperkirakan tengah melahirkan pada musim ini," katanya.

Kasus kebocoran minyak terburuk sepanjang sejarah Amerika itu terjadi bertepatan dengan musim perkembangbiakan berbagai spesies satwa yang menghuni perairan tersebut. Udang kecil juga baru menetas dan berukuran baru beberapa milimeter. Buaya muara juga bakal terkena dampak karena musim bertelur mereka sudah di ambang mata, dan berisiko menelan minyak ketika makan.

Selain itu, tiba waktunya bagi banyak burung migran datang dan beristirahat di rawa paya dan pulau-pulau kecil di kawasan tersebut. Beberapa di antara burung itu berhenti untuk istirahat setelah terbang jauh dari Amerika Selatan. Namun banyak burung lain yang sengaja datang untuk bertelur dan bersarang di rawa dan pantai.

Tumpahan minyak yang diperkirakan mencapai 200 ribu galon setiap hari itu dikhawatirkan juga akan mengkontaminasi lahan basah di Pantai Louisiana, yang menjadi area favorit ikan, udang, dan kepiting untuk berkembang biak. Kawasan rawa paya itu juga menjadi tempat tinggal tiram dan tempat peristirahatan utama bagi 110 spesies burung migran. Secara keseluruhan, tak kurang dari 400 spesies, termasuk paus dan penyu langka, terancam oleh tumpahan minyak.

"Tiga perempat burung air yang pergi ke utara dan selatan berhenti di lahan basah itu," kata Mark Floegel, peneliti Greenpeace. "Penyu di Teluk juga akan mendatangi pantai untuk bertelur dan bayi tukik harus mengarungi minyak lengket itu untuk mencapai laut."

Floegel memperingatkan bahwa perlu waktu beberapa dasawarsa bagi lingkungan lahan basah itu untuk pulih kembali. Sekitar 180 kilometer oil boom, yang dipasang untuk mencegah hamparan minyak mencapai pantai, juga tak memadai untuk melindungi ribuan kilometer garis Pantai Louisiana, yang merupakan 40 persen lahan basah Amerika. "Area itu amat luas," ujarnya. "Mungkin boom di seluruh dunia tak akan cukup untuk melindungi apa yang harus dilindungi."

TJANDRA DEWI | AP | WASHINGTON POST | TELEGRAPH |


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

5 hari lalu

Warga memungut sampah plastik di kawasan Pantai Kedonganan, Badung, Bali, Rabu 20 Maret 2024. Pantai Kedonganan dipadati sampah plastik kiriman yang terdampar terbawa arus laut yang mengganggu aktivitas warga dan nelayan setempat. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.


Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

35 hari lalu

Sejumlah masyarakat dan nelayan yang tergabung dalam komunitas pegiat lingkungan Lingkar Juang Karimunjawa bersama aktivis lingkungan Greenpeace Indonesia dan lintas komunitas pecinta alam menggunakan kayak sambil membentangkan spanduk saat aksi SaveKarimunjawa di tepi pantai yang tercemar limbah tambak udang di Desa Kemujan, kepulauan wisata bahari Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Selasa, 19 September 2023. Dalam aksi tersebut mereka menuntut penutupan tambak udang vaname intensif sebanyak 39 titik tak berizin karena merusak ekosistem lingkungan hidup, mengganggu sektor ekonomi masyarakat nelayan, petani rumput laut serta pariwisata akibat pencemaran sisa limbah dan deforestasi hutan mangrove yang juga dinilai akan memperparah krisis iklim. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.


Busa Penuhi Aliran Kali Baru di Depok, Tebalnya Sampai Tutupi 5 Rumah

27 November 2023

Warga melihat busa yang menutupi aliran Curug Kali Baru di RT004/01 Kelurahan Tugu, Cimanggis, Depok, Senin 27 November 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Busa Penuhi Aliran Kali Baru di Depok, Tebalnya Sampai Tutupi 5 Rumah

Busa sampai menutup lima rumah dan menjebak pemancing. Dulu sekali, peristiwa serupa pernah terjadi di Kali Baru Depok.


Kabut Asap Selimuti Singapura, Titik Api di Sumatera Naik

7 Oktober 2023

Sebuah bumboat turis melintasi Marina Bay Sands saat kabut asap di Singapura 18 Juni 2013. REUTERS/Edgar Su
Kabut Asap Selimuti Singapura, Titik Api di Sumatera Naik

Kualitas udara Singapura turun ke kisaran tidak sehat pada Sabtu, seiring meningkatnya kebakaran hutan di Indonesia, yang membawa kabut asap ke sana.


DLH DKI Kembali Beri Sanksi Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Jakut Karena Cerobong Tak Sesuai Baku Mutu

5 Oktober 2023

Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan Tim Satgas  melakukan operasi pengawasan dan pengukuran emisi langsung terhadap cerobong pabrik perusahaan pengolahan sawit yang ada di Jakarta Timur, Kamis 21 September 2023. DOK DLH DKI
DLH DKI Kembali Beri Sanksi Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Jakut Karena Cerobong Tak Sesuai Baku Mutu

DLH DKI kembali memberikan sanksi kepada sebuah perusahaan pengolahan kepala sawit karena cerobongnya tak memenuhi baku mutu.


Pencemaran Air Kian Mengkhawatirkan, Walhi Dorong Pemprov DKI Intervensi Produk Deterjen

5 Oktober 2023

Ilustrasi sungai kotor/berlimbah. ANTARA/Wahyu Putro A
Pencemaran Air Kian Mengkhawatirkan, Walhi Dorong Pemprov DKI Intervensi Produk Deterjen

Walhi mendorong Pemprov DKI untuk mengintervensi produksi deterjen agar tidak semakin menambah pencemaran yang kian mengkhawatirkan.


Tak Ada IPAL, Limbah Deterjen dan Sabun dari Rumah Tangga di DKI Mengalir Langsung ke Sungai

5 Oktober 2023

Instalasi Pengolahan Air atau IPA Hutan Kota di Penjaringan, Jakarta Utara. Dampak kemarau panjang mengungkap tingkat pencemaran air baku asal Kanal Banjir Barat yang memaksa IPA setop produksi. TEMPO/AISYAH
Tak Ada IPAL, Limbah Deterjen dan Sabun dari Rumah Tangga di DKI Mengalir Langsung ke Sungai

Seharusnya limbah seperti sabun dan deterjen dari rumah tangga diolah dahulu di IPAL baru dialirkan ke sungai. Penebab air baku dibawah standar.


Dinas Lingkungan Hidup Pastikan Pencemaran di Kanal Banjir Barat, Air Baku untuk IPA Hutan Kota

3 Oktober 2023

Instalasi Pengolahan Air atau IPA Hutan Kota di Penjaringan, Jakarta Utara. Dampak kemarau panjang mengungkap tingkat pencemaran air baku asal Kanal Banjir Barat yang memaksa IPA setop produksi. TEMPO/AISYAH
Dinas Lingkungan Hidup Pastikan Pencemaran di Kanal Banjir Barat, Air Baku untuk IPA Hutan Kota

IPA Hutan Kota ingin tetap memproduksi air bersih meski ada pencemaran di sumber air bakunya itu.


Polusi Udara Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup DKI Segel 4 Perusahaan yang Terindikasi Sumbang Pencemaran

19 September 2023

Foto udara suasana perusahaan penyimpanan (stockpile) batu bara yang tidak beroperasi di kawasan Raya Cakung-Cilincing, Jakarta, Rabu, 6 September 2023. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta memberikan sanksi penghentian paksa aktivitas usaha perusahaan pergudangan dan penyimpanan (stockpile) batu bara setelah terbukti belum mematuhi aturan pengelolaan lingkungan yang berpotensi mencemarkan lingkungan sekitar. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Polusi Udara Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup DKI Segel 4 Perusahaan yang Terindikasi Sumbang Pencemaran

Kalau perusahan tetap lanjutkan kegiatan yang terindikasi menyumbang polusi udara, DLH DKI akan proses hukum ke Polda Metro Jaya.


Greenpeace: Kendaraan Listrik Tapi Masih Pakai PLTU Batu Bara Hanya Menimbulkan Pencemaran Baru

6 September 2023

Gedung bertingkat terlihat samar karena polusi udara di Jakarta, Sabtu, 2 September 2023. Dikutip dari laman resmi IQAir per 2 September 2023 pukul 13.00 WIB, kualitas udara Jakarta berada di angka 154 yang menunjukkan ketegori tidak sehat. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Greenpeace: Kendaraan Listrik Tapi Masih Pakai PLTU Batu Bara Hanya Menimbulkan Pencemaran Baru

Greenpeace menyatakan kendaraan listrik harus dibarengi dengan transisi energi dengan cara mengganti PLTU Batu Bara.