Seperti flu burung, penyebaran wabah flu babi juga sangat luas. Paling tidak ada 74 negara yang melaporkan kasus penyakit ini ke WHO. Badan Kesehatan Dunia itu menyatakan bahwa kedua penyakit tersebut sebagai pandemi atau wabah yang meluas dan berjangkit di mana-mana.
Munculnya beragam virus flu, seperti halnya flu burung dan flu babi, itu memang tak bisa dicegah. Namun penyebaran wabah penyakit tersebut seharusnya bisa dicegah agar tak semakin meluas.
Pemikiran inilah yang mendasari penelitian lima mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), yakni Puja Pramudya, Andru Putra Twinanda, Tito Daniswara, Aloysius Adrian, dan Kaisar Siregar, dalam mengembangkan "Project Mosaic". Mosaic adalah sebuah peranti lunak sistem tanggap darurat untuk mencegah penyebaran berbagai wabah penyakit flu yang sudah berulang kali terjadi itu.
Project Mosaic akhirnya membawa kelima mahasiswa tingkat akhir ini menjadi pemenang Imagine Cup 2010, sebuah kompetisi teknologi yang digelar Microsoft. Setelah memenangi kompetisi yang digelar di tingkat nasional, lima pemuda yang maju dengan nama tim Ganesh ini akan mewakili Indonesia pada Imagine Cup 2010 di tingkat global, yang akan diselenggarakan di Polandia, 7 Juli mendatang.
Pemenang kompetisi tingkat nasional ini diumumkan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng di Balai Kartini, Jakarta, Selasa lalu. Andi didampingi oleh Sutanto Hartono, Presiden Direktur PT Microsoft Indonesia. Tim Ganesh menyisihkan tiga tim lain yang masuk ke final, yakni tim Tselina dan Oddbyte (keduanya juga dari ITB), serta Wolfgang dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Sebelum tim Ganesh menjadi pemenang, keempat tim itu mempresentasikan karyanya di hadapan dewan juri.
Menurut Puja Pramudya, yang berperan sebagai Manajer Tim Ganesh, sistem yang mereka kembangkan ini memiliki tiga fitur utama, yaitu pendeteksi dini (early detection), peringatan dini (early warning), serta respons dini (early response). "Core (inti) dari sistem ini adalah early detection," kata Puja kepada Tempo.
Menurut mahasiswa jurusan teknik informatika ini, cara yang biasa dilakukan untuk mendeteksi munculnya wabah penyakit flu adalah dengan mengumpulkan data kunjungan pasien ke dokter. Atau cara lain, yaitu dengan mengumpulkan data penjualan obat flu. Namun, untuk memperoleh data kunjungan pasien yang terkena flu atau data penjualan obat flu, dibutuhkan waktu yang lama. Paling tidak satu bulan. "Bisa-bisa penyakit sudah keburu menyebar," ujarnya.
Karena itu, Puja dan keempat rekannya mencari cara lain, yaitu mendeteksinya dari pencarian informasi tentang penyakit flu yang dilakukan orang di Internet. Sejak ada Internet, kata Puja, terjadi perubahan perilaku masyarakat di seluruh dunia. Dan, mereka menangkap adanya korelasi antara munculnya suatu penyakit dan tren pencarian di Internet.
Ketika muncul suatu penyakit baru, tren pencarian soal penyakit tersebut di ranah maya juga ikut meningkat. "Nah, data pencarian di search engine ini yang kami gunakan untuk mendeteksi wabah flu."
Sistem akan mendeteksi beberapa kata kunci yang berhubungan dengan penyakit flu yang digunakan orang dalam melakukan pencarian di Internet. Jika trennya meningkat pada level tertentu, sistem akan memberikan peringatan dini, baik melalui e-mail, SMS gateway, maupun portal web.
Peringatan dini yang dirancang di peranti Mosaic ini juga terintegrasi dengan Facebook dan Twitter. Integrasi ke jejaring sosial ini penting, karena semakin banyak orang menerima peringatan tersebut, tindakan pencegahan akan lebih cepat dilakukan. "Dan penyebaran penyakit bisa dicegah sedini mungkin," katanya. Sistem peringatan dini juga sangat dibutuhkan oleh instansi pemerintah untuk segera tanggap.
Bagi lembaga atau instansi yang berkepentingan itu, Mosaic menyediakan sistem rekomendasi yang terperinci, antara lain data penting seputar dampak yang ditimbulkan oleh wabah flu. Informasi ini memuat antara lain estimasi jumlah negara yang menghadapi wabah flu, peningkatan jumlah pasien di rumah sakit, serta total perkiraan kehilangan hari kerja terkait dengan berjangkitnya wabah itu.
Software Mosaic itu kini tengah ditingkatkan fitur-fiturnya oleh tim Ganesh untuk menghadapi Imagine Cup 2010 tingkat dunia. Andi Mallarangeng berharap tim Ganesh dapat memboyong piala bergengsi itu. "Berbekal karya intelektual, seperti solusi pendidikan dan kesehatan, kami yakin pemuda Indonesia dapat memenangkan kompetisi Imagine Cup di tingkat internasional," ujar Andi dalam kata sambutannya.
Kompetisi untuk para programmer, desainer, dan pencipta teknologi di tingkat pelajar serta mahasiswa ini telah digelar untuk ketujuh kalinya. Pada tahun ini, Imagine Cup 2010 difokuskan untuk mendukung misi-misi PBB, seperti menekan tingkat kemiskinan dan menekan penyebaran HIV/AIDS.
DIMAS