Teknik SEO seperti itu biasanya dipakai pembuat situs web untuk mendongkrak kemungkinannya tampil di urutan pertama mesin pencari besar seperti Google. Ini terjadi lantaran peringkat mereka di indeks mesin pencari naik.
Pengguna mesin pencari masih kurang memahami soal ini. Sehingga, saat mereka mengklik sebuah halaman web yang disajikan mesin pencari, laman itu justru menggiring mereka ke aplikasi yang menyamar dan bukan tak mungkin adalah virus atau program jahat.
Baca Juga:
Symantec, perusahaan solusi keamanan komputer, menemukan bahwa situs-situs web palsu itu masuk 70 hasil pencarian teratas di Google. Tiga dari 10 hasil pencarian di 70 hasil pencarian pertama berisi paling sedikit satu alamat situs (URL) jahat.
Hasil pencarian yang paling sering diracuni menghasilkan 60 persen tautan ke halaman jahat. Selain itu, hampir semua URL jahat itu mengarah ke halaman antivirus palsu.
Symantec menemukan para penyerang memiliki infrastruktur otomatis yang mengumpulkan tren pencarian di Google lalu meracuni hasilnya. Symantec menyarankan pengguna waspada terutama saat mencari topik yang sedang hangat.
DEDDY SINAGA