TEMPO Interaktif, Bandung - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) memastikan tak ada meteorit yang jatuh di Bima pada 3 Mei lalu. Dari hasil analisis terbaru di lapangan, suara ledakan dan batu yang terbakar di lokasi akibat putusnya kabel listrik tegangan tinggi.
Tim Lapan yang terdiri dari peneliti senior antariksa Thomas Djamaluddin dan Abdul Rachman, meneliti di lokasi pada Ahad (16/5) lalu bersama Tim Unit Identifikasi Polresta Bima yang sebelumnya telah memeriksa TKP. Tim memakai analisis eliminasi. "Artinya menyingkirkan dulu sebab-sebab lokal seperti ledakan bahan peledak atau gas," katanya kepada Tempo, hari ini.
Di lokasi yang berada di lereng bukit Wawo, Bima, Nusa Tenggara Barat itu atau hanya sekitar 3 meter dari sisi jalan, tim melihat ada kabel listrik tegangan tinggi membentang. Salah satu kabel itu, menurut keterangan warga dan petugas PLN, memang ada yang putus saat kejadian. Jadi, kata Djamaluddin, warga rancu antara munculnya cahaya dan bunyi ledakan sehingga menyangka ada benda antariksa jatuh.
Ketika putus masih dengan arus listrik tegangan tinggi, kabel bergerak liar mengenai batuan basah. Ibarat las listrik, kata dia, lompatan arus listrik menyebabkan cahaya sangat terang dan suhu sangat tinggi hingga ribuan derajat. Kabel liar itu mengenai batu-batu di lereng bukit hingga meninggalkan jejak alur-alur hitam hingga berhenti di satu titik dan melubangi tanah dan batuan.
Bekas goresan paparan panas sangat tinggi itu sanggup melelehkan batuan. Suhu yang sangat tinggi itu, kata Djamaluddin, ikut menjelaskan habisnya kabel yang putus itu hingga sepanjang 5 meter pasca kejadian. Jejak tembaga yang meleleh itu berceceran di sekitar lokasi. "Penyebab putusnya kabel sendiri kami tidak tahu," ujarnya.
Sebelumnya, media massa dan warga menduga putusnya kabel, termasuk pepohonan yang terbakar, akibat tertimpa meteor. Awalnya juga, tim peneliti dari Bapeten dan Geologi ITB mendapati batuan yang diduga batu meteor itu mengandung besi. Batuan bersifat magnetik itu memang salah satu jenis batu meteor.
Namun ternyata, tim mendapatkan fakta menarik. Batuan di perbukitan Wawo ternyata banyak yang mengandung besi. Jadi kesimpulannya, kata Djamaluddin, dugaan jatuhnya meteor di Kabupaten Bima tidak terbukti.
Sebelumnya Lapan menduga ada meteor jatuh di Bima berdasarkan tayangan dan informasi media massa. Diperkirakan, ukuran batu meteor itu sebesar kelapa seperti di daerah Duren Sawit, Jakarta. (ANWAR SISWADI)