Dispersant yang ditumpahkan itu tidaklah melenyapkan minyak dari area tumpahan. Zat kimia ini membantu menguraikan gumpalan besar minyak menjadi lebih kecil dan menyebar, membuatnya mudah dicerna oleh mikroba laut.
Prinsip kerjanya sama dengan cairan pembersih dapur. Keduanya juga terbuat dari molekul surfaktan, yang bagian kepalanya mengikat air dan bagian ekornya ditolak oleh air. Molekul itu menempatkan diri pada lapisan antarmuka antara air dan minyak, menurunkan tegangan permukaan pada bagian antarmuka, menghalangi molekul minyak dan air berikatan dengan molekul sesamanya.
“Mengurangi tegangan antarmuka berarti mengurangi energi yang dibutuhkan untuk mencampur minyak sebagai gumpalan kecil yang terpisah dari lapisan minyak ke dalam fase air,” kata David Horsup, pejabat riset dan pengembangan di Nalco Energy Services, produsen dispersant yang digunakan di Teluk Meksiko. “Mendispersi minyak menjadi gumpalan-gumpalan kecil memungkinkan mikroba yang secara alami hidup di laut untuk mencerna gumpalan minyak dan dispersant itu sehingga dapat terurai secara alami dengan cepat.”
Sekitar satu juta liter dispersant yang digunakan saat ini adalah Corexit 9500 and Corexit EC9527A. “Yang pertama dirancang untuk minyak ringan dan segar atau minyak yang baru merembes keluar dan belum terpapar cuaca,” kata Horsup. “Yang satu lagi didesain untuk minyak yang lebih berat dan minyak yang telah terekspos cuaca selama berhari-hari.”
Meski produk dispersant saat ini jauh lebih aman dibandingkan pelarut beracun , namun zat kimia itu tetap berbahaya karena menyebarkan minyak jauh lebih luas. Tujuannya mencegah tumpahan minyak mencapai pantai dan melumuri binatang dengan minyak bau dan lengket. Satwa yang menghuni permukaan laut memang memperoleh manfaat dari berkurangnya lapisan minyak, namun binatang yang menghuni laut dalam dan dasar laut akan mengalami polusi yang lebih parah.
“Ini seperti buah simalakama, dan tak ada yang berani berkata bahwa penggunaan dispersant tak berdampak. Anda melakukan barter satu spesies dengan yang lain,” kata Carys Mitchelmore, ahli kimia lingkungan di University of Maryland Center for Environmental Science di Solomons dan penulis laporan US National Academies tentang dispersant pada 2005.
Dalam sebuah studi yang belum dipublikasikan, Mitchelmore dan timnya mengekspos koral lunak dengan minyak mentah dan dispersant Corexit 9500. Laju pertumbuhan langsung anjlok.
Secara keseluruhan, belum diketahui pasti dampak penggunaan zat kimia itu, terutama jika dipakai dalam volume sebesar yang diterapkan di Teluk Meksiko. “Efek jangka panjangnya benar-benar belum diketahui,” kata Mitchelmore. “Dispersant memiliki toksisitas yang inherent, dan gumpalanm minyak ini cenderung berukuran sama dengan partikel makanan yang dikonsumsi organisme yang makan dengan cara menyaring air.”
TJANDRA | NATURE