Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apa yang Membuat Musik Merdu atau Tidak?  

image-gnews
TEMPO/Dinul Mubarok
TEMPO/Dinul Mubarok
Iklan

TEMPO Interaktif, AMERIKA -- Sejak zaman dulu, para ahli berupaya mencari sebab mengapa kombinasi nada tertentu terdengar lebih indah di telinga, sementara kombinasi nada lainnya justru terdengar tidak karuan.

Di Yunani, masyarakat percaya pada logika sederhana bahwa panjang-pendeknya senar sebuah alat musik menjadi kunci merdu-tidaknya suara yang dihasilkan alat tersebut. Panjang-pendeknya senar, menurut mereka, memiliki perhitungan matematika tersendiri yang berhubungan dengan paduan nada tertentu yang dapat menyihir pendengarnya.

Adapun para penggubah lagu di abad ke-20 percaya bahwa indah atau tidaknya sebuah lagu yang didengar bergantung pada syair atau pesan apa yang ingin disampaikan lagu tersebut.

Para peneliti kini masih mencari apa yang menjadi acuan asyik-tidaknya mendengarkan musik tertentu. Dalam studi terbaru yang telah dipublikasikan melalui jurnal Current Biology, para peneliti memaparkan temuannya dengan judul "Cell Press".

Penelitian yang dilakukan di University of Minnesota dan New York University di Amerika ini melibatkan 250 mahasiswa. Josh H. McDermott, peneliti dari New York University, meminta mereka mendengarkan berbagai suara, baik musik maupun bukan musik, kemudian memberikan pendapat atas apa yang mereka dengar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Banyak sekali komentar mereka (responden yang mendengar suara)," kata McDermott. Mereka yang mengerti tentang musik memberikan komentar mengenai perpindahan nada dan frekuensi pada suara yang didengar. Di dalam suara atau musik, McDermott menjelaskan, terdapat frekuensi harmonik, yakni perkalian dari frekuensi fundamental yang ada pada lagu. Misalnya, nada pada frekuensi 200, 300, dan 400 hertz adalah perkalian dari 100.

"Apakah paduan nada itu enak didengar atau tidak bergantung pada nada yang dimainkan dan pada frekuensi berapa," ujarnya. Selain pemilihan nada dan frekuensi, McDermott menambahkan, latar belakang budaya pendengar musik juga turut menentukan indah-tidaknya lagu yang dimainkan. "Pengalaman pribadi atau kebudayaan membuat mereka mengidentifikasi musik yang indah atau tidak," katanya.

Mengenai pemahaman bagus-tidaknya musik yang dimainkan bergantung pada syair atau pesan apa yang ingin disampaikan lagu tersebut, menurut McDermott, sudah tidak terlalu relevan. Hal itu terjadi ketika lagu Barat mencoba mendominasi berbagai stasiun radio di dunia, hingga anak-anak di Indonesia, misalnya, menyukai paduan nada pada lagu yang dibawakan Eminem meskipun mereka tak paham apa maknanya.

Rini K | Sciencedaily

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia