TEMPO Interaktif, Washington - Para peneliti di California Institute of Technology (Caltech) membuat sebuah metode pengukuran temperatur tubuh dinosaurus untuk mengetahui apakah binatang purba itu termasuk jenis binatang berdarah panas atau dingin.
Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya. Pada umumnya, temperatur tubuh binatang itu lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya sehingga sebagian panas tubuh dihilangkan melalui proses radiasi dengan cara berkeringat. Contoh hewan berdarah panas adalah bangsa burung dan mamalia. Sementara hewan berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama dengan suhu lingkungan sekitarnya. Jenis hewan berdarah dingin ini misalnya buaya, kadal dan cicak.
Temuan yang telah dipublikasikan dalam Jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) ini berusaha mengetahui jenis darah pada dinosaurus dengan menggunakan analisa isotop pada tulang, gigi dan kulit telur dinosaurus. "Ini tidak seperti termometer pada umumnya di mana kita dapat menjepitkan termometer ke tubuh binatang yang berbadan besar itu," kata penelitia John Eiler, seorang profesor geokimia di California Institute of Technology . "Tapi hasilnya mendekati seperti itu."
Sebelumnya digunakan untuk mengetahui jenis darah dinosaurus, para peneliti menggunakan metode pengukuran suhu tersebut kepada gajah dan ikan hiu. Mereka rencananya akan menggunakan analisa itu untuk meneliti fosil Rhineceros yang diperkirakan berusia 12 juta tahun lalu.
Rini K | AFP