Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pelajar Pencipta Sel Surya

image-gnews
Panel sel surya
Panel sel surya
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pemberitaan tentang krisis energi yang mengancam dunia mengusik Healtha Padmanusa dan Nabila binti Ahmad Anshori. Kedua pelajar berjilbab itu mafhum, teknologi sel surya (solar cell, photovoltaic) merupakan solusi jitu dan gratis karena bersumber dari sinar matahari.

Hanya, selama ini, untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik, sel surya masih menggunakan silikon, yang harganya mahal. Atau menggunakan ruthenium (zat pewarna sintesis), yang tidak ramah lingkungan. "Kami melakukan penelitian, kira-kira zat pewarna dari tumbuhan apa yang bisa digunakan sel surya," kata Healtha.

Berbagai literatur dan informasi via Internet dibuka. Praktek lapangan juga dilaksanakan dengan meneliti berbagai daun, biji-bijian, dan buah-buahan. Setelah hampir putus asa, akhirnya mereka menemukan biji pada tanaman senduduk (Melastoma malabathricum). Biji ini mengandung banyak antosianin (zat warna merah-keunguan), yang bisa menggantikan fungsi silikon.

Untuk memanfaatkan antosianin pada senduduk, terlebih dulu daun ini harus melewati proses ekstraksi. Caranya, biji senduduk ditumbuk, lalu dicampur dengan asam asitat, metanol, dan akuades selama 24 jam.

Untuk memanfaatkan zat warna senduduk pada sel surya, dilakukanlah uji coba dengan menggunakan dua potongan kaca ukuran 3 x 4 sentimeter. Kaca pertama terlebih dulu dilapisi konduktif (TCO) dan titanium dioksida (TIO2). Kaca kedua dilapisi dengan karbon. Selanjutnya, kaca pertama direndam dalam zat warna dari ekstrak senduduk selama 30 menit. Setelah itu, permukaan kaca diolesi elektrolit.

Energi panas matahari (foton) akan mendorong elektron dari zat warna yang sudah terserap pada sel surya. Dengan demikian, terjadi perubahan dari energi matahari menjadi listrik.

Healtha dan Nabila menamakan temuannya dengan "Utilization of Anthocyanint Compound from Senduduk Plant as Sensitizers in Dye Sensitized Solar Cell". "Atau sel surya pewarna yang tersensitasi," kata Nabila.

Kelebihan temuan ini adalah pada pemanfaatan tanaman senduduk. Selama ini senduduk tidak memiliki nilai ekonomis, baik untuk sayuran maupun pakan ternak. Tanamannya juga mudah tumbuh. Berbeda dengan singkong. Meski bisa dijadikan bioetanol, pemanfaatannya bersinggungan dengan nilai ekonomisnya sebagai bahan makanan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meski demikian, menurut Healtha, hasil penelitian ini tidak cocok diterapkan untuk rumah tangga, melainkan untuk skala industri. Sebab, alat ini harus terkena sinar matahari langsung. Sedangkan untuk mendapatkan daya listrik yang besar, diperlukan medan kaca yang lebar.

Sebagai gambaran, dari uji coba dengan kaca seukuran 3 x 4 sentimeter, alat ini hanya mampu menghasilkan listrik sebesar 50 milivolt. Agar lebih optimal, energi listrik yang dihasilkan sebaiknya ditampung dalam sebuah alat penyimpan energi. Satu hal lagi, untuk menghasilkan ekstrak zat warna senduduk, dibutuhkan alat pemanas dengan suhu mencapai 450 derajat Celsius.

Hasil kajian kedua pelajar itu dianugerahi medali perak pada forum International Sustainable Energy Engineering and Environment Project Olympic di Houston, Texas, Amerika Serikat, pertengahan April lalu. Penelitian itu mengalahkan peserta dari 70 negara serta 40 negara bagian di Amerika. Selain medali, keduanya berhak atas uang pendidikan sebesar US$ 600.

"Bukan uang dan trofinya, dapat juara, kita sudah sangat senang," kata Healtha sambil nyengir. Meski berhasil menemukan teknologi baru untuk dunia energi, keduanya tak ingin menjadi ahli energi. Healtha ingin menjadi seperti ayahnya sebagai dokter, sedangkan Nabila ingin menjadi ahli farmasi.

Sohirin

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia