Begitulah laporan perusahaan solusi keamanan komputer Kaspersky Lab, yang bertajuk "Information Security Threats in the First Quarter of 2010". Laporan itu menyebutkan, pengguna Adobe seringkali tak menyadari potensi ancaman yang timbul saat membuka berkas PDF dari pengirim yang tidak diketahui.
Diantara banyak jenis exploitasi yang terdeteksi, keluarga Exploit.Win32.Pdfka (dengan persentase 42.97 persen) adalah yang paling popular. Exploitasi ini mengambil keuntungan dari kerentanan Adobe Reader dan Adobe Acrobat.
Selain itu ada Exploit.Win32.Pidief. Bila digabung, Exploit.Win32.Pdfka dan Exploit.Win32.Pidief menyasar produk-produk Adobe dengan total 47.5 persen atau hampir separuh dari semua exploitasi yang terdeteksi. Exploitasi yang terdeteksi ini merupakan dokumen PDF yang berisi skenario Javascript yang tanpa sepengetahuan atau persetujuan pengguna, diunduh serta memunculkan bagian lain dari program jagat secara langsung dari Internet.
Faktanya, banyak pengguna produk Adobe tidak menginstal patch yang dirancang untuk menghapus kerentanan piranti lunak tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, pada tanggal 13 April Adobe meluncurkan update otomatis yang berjalan di latar belakang. Pengembang diharapkan dapat membantu mengurangi jumlah aplikasi unpatched yang terlihat begitu menarik bagi para penjahat dunia maya.
DEDDY SINAGA