TEMPO Interaktif, Albuquerque - Para ilmuwan sedang mengembangkan metode untuk melacak zat karbon dioksida yang terbenam di dalam tanah.
Para ilmuwan di Labolatorium Teknologi Departemen Eenergi Nasional Amerika Serikat sedang mengembangkan metode pelacakan gas karbon dioksida di dalam tanah. Untuk melacak gas mematikan itu, ilmuwan menggunakan cairan yang tidak berwarna yang dinamakan pelacak perflourocarbon.
Kinerja cairan ini telah diuji coba di wilayah barat laut Meksiko. Di sana, peneliti menyuntikkan cairan pelacak perflourocarbon ke lapisan tanah. Pelacak ini kemudian akan mengikuti gerakan karbon dioksida dan hasilnya ternyata di dalam lapisan tanah itu banyak mengandung batubara.
Menurut Brian Strazisar, seorang ilmuwan fisik di Laboratorium Teknologi Energi Nasional di Pittsburgh, di celah yang ada di bawah tanah merupakan tempat bersemayam karbon dioksida.
"Ruang bawah tanah dan gua merupakan tempat emisi ini tersimpan untuk mengurangi penumpukan gas rumah kaca di atmosfer," katanya.
AP|Rini K