TEMPO Interaktif, Jakarta - Asosiasi Warung Internet (Awari) menyesalkan penggeledahan warnet-warnet oleh aparat terkait penyebaran video mesum. Warung internet dituduh sebagai tempat mengedarkan vido mesum mirip artis.
Ketua Awari Irwin Day mengatakan konten pornografi tidak hanya diunduh di warnet saja. Meskipun sudah mendapatkan rekaman video itu, para anggota Awari sudah memblokirnya. Namun kemudian di beberapa daerah penggeledahan warnet marak terjadi di daerah Cilegon Banten, Surabaya Jawa Timur. Dia juga masih menunggu laporan dari beberapa daerah lainnya.
"Kami sangat menyesalkan itu. Apalagi ada tuduhan warnet sebagai tempat peredaran video porno," ujar Irwin Day melalui pesan singkat kepada Tempo.
Sebelumnya Irwin mengatakan memang ada kenaikan pengunjung sejak beredarnya video porno yang mirip artis. Namun kenaikan pengunjung hanya berkisar lima persen saja. Kenaikan itu masih jauh jika dibandingkan ada pengumuman online lowongan PNS.
Para anggota sudah memblokir dengan pemanfaatan software penyaring pada setiap unit komputer, penambahan server lokal dengan software tertentu, dan penggunaan layanan DNS Nawala. Pemblokiran dilakukan dengan salah satu cara atau ketiga cara sekaligus.
Irwin tidak menampik masih ada warnet,terutama yang bukan angota resmi Awari, masih membolehkan akses ke situs-situs internet berkandungan negatif. " Tapi seharusnya dengan motif apapun tidak dijadikan alasan untuk menuduh dan menggeledah warnet," ujar Irwin.
Menurutnya akses ke situs-situs internet berkandungan negatif juga terjadi di luar warnet. Dia mencontohkan akses internet melalui rumah atau tempat bekerja (kantor). Dari data yang terekam melalui DNS Nawala, upaya mengakses situs-situs internet berkandungan negatif banyak terjadi melalui kantor pemerintahan dan kantor perusahaan swasta."Bahkan lebih sulit dikendalikan," ujarnya.
Irwin mengatakan pelarangan situs-sistus negatif mulai dilakukan 2008. Situs-situs itu memuat materi pornografi,indikasi perjudian, obat-obatan terlarang, phising, malware dan situs yang mengusik SARA. Namun sejak saat itu himbauan untuk memblokir situs tersebutterus menerus dilakukan kepada anggotanya. -DIAN YULIASTUTI