TEMPO Interaktif, Inggris - Perusahaan penyedia layanan digital di Inggris CPP mencatat terjadi 3,7 juta pencurian data elektronik sepanjang tahun 2009.
Kejahatan di dunia maya itu biasanya dilakukan untuk mengambil uang korban yang tersimpan di bank dengan mencuri akunnya. Menurut penelitian perusahaan itu, 55 persen penjahat cyber ini membuat website atau situs palsu sebuah bank.
Dari situs palsu tersebut, para nasabah yang memiliki akun akan memasukkan login dan pasword mereka. Di situ pula korban secara tidak sadar akan memberikan nomor kartu kredit yang akan digunakan si penjahat tadi.
Modus lainnya juga ada misalnya dengan cara memberitahukan si korban bahwa dia pemenang sebuah undian. Si korban kemudian akan diminta masuk ke situs tertentu dan mentransfer sejumlah uang untuk "menebus" hadiah.
Seperempat warga Inggris yang menjadi korban penipuan ini rata-rata kehilangan uang sekitar 285 Poundsterling.
Menurut CPP, kejahatan cyber pada 2009 mengalami peningkatan 132 persen dibandingkan tahun lalu. Penipuan dengan modus seperti Jajang C. Noer dan Butet Kertarajasa juga ada di Inggris.
Seperlima dari pengguna Facebook di Inggris pernah mendapatkan kiriman pesan tipuan melalui jejaring sosial ini.
Ahli informatika CPP, Nicole Sanders mengingatkan supaya setiap pengguna internet harus berhati-hati terhadap situs apa yang mereka kunjungi dan apa yang mereka posting atau kirim. "Penjahat cyber kini semakin terampil dan memiliki teknik yang bervariasi," katanya.
Sanders juga mengatakan identitas para pengguna internet yang memiliki kartu kredit merupakan harta berharga bagi pencuri. Bank, kata dia, tidak akan pernah meminta informasi pribadi melalui internet.
PC World | Rini K