Sejumlah makam Mesir Kuno ditemukan di Lahoun, dekat Fayoum, sekitar 100 kilometers di selatan Kairo. Para Arkeolog menemukan 57 makam yang berusia antara 2750 SM hingga abad 18 M. AP/Supreme Council of Antiquities
Iklan
TEMPO Interaktif, Cairo - Tim arkeologi Austria menggunakan pencitraan radar untuk menentukan tilas reruntuhan kerajaan Mesir Kuno yang berdiri 3.500 tahun lalu.
Ketua tim akeolog, Irene Mueller mengatakan proyek yang telah berjalan sejak 1975 ini bertujuan untuk menentukan seberapa luas kerajaan atau kota bawah tanah yang telah tertimbun itu.
Di bawah ladang pertanian hijau dan kota modern Tel Al-Dabaa, pencitraan radar tersebut menunjukkan garis-garis besar yang merupakan jalan, rumah dan kuil. Artinya, kota yang tertimbun itu ada di ladang pertanian tadi.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan
Kepala Arkeologi Mesir Zahi Hawass mengatakan teknik pencitraan radar ini adalah cara terbaik untuk menentukan lokasi atau keberadaan situs bersejarah. Lagipula, kegiatan menggali yang biasa dilakukan untuk mencari benda peninggalan sejarah sulit dilakukan karena padatnya pemukiman penduduk dan kebanyakan masyarakat sudah menggarap lahan yang ada.
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Video Pilihan
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
26 November 2023
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo
BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
19 Agustus 2023
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti
Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
15 Juni 2023
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045
Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
10 Desember 2022
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya
Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
3 Desember 2022
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis
Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
25 November 2022
Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya
MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
10 November 2022
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan
Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
4 November 2022
Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
20 April 2022
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional
Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
20 April 2022
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia