TEMPO Interaktif, Jakarta - Setelah memperkenalkannya secara terbatas kepada pers beberapa bulan lalu, HP (Hewlett Packard) Rabu (23/6) kemarin kembali memperkenalkan salah satu produk solusi terbarunya, Converged Infrastructure. Namun dalam kesempatan kali ini, solusi baru tersebut juga diperkenalkan kepada para pelanggan korporat di Indonesia.
Arsitektur Converged Infrastructure adalah strategi atau layanan yang mengkonsolidasikan perangkat infrastruktur teknologi informasi (TI) yang dimiliki perusahaan. Sebuah layanan, yang akan membuat para tenaga TI bisa lebih terkoordinasi satu sama lain.
Baca Juga:
Sebagai contoh, perusahaan dengan banyak cabang di luar negeri membutuhkan sejumlah data dari kantor perwakilannya di Jepang. Jika infrastukturnya tidak terkoordinasi, jelas butuh waktu lebih lama untuk mendapatkan data tersebut. Nah, dengan Converged Infrastructure, data yang dibutuhkan itu bisa segera "diambil" dari kantor pusatnya, tak lagi harus menunggu kantor perwakilan Jepang yang mengirimkan data tersebut.
Strategi ini juga memungkinkan perusahaan memetakan seberapa besar tingkat utilisasi perangkat keras yang mereka miliki. Sebelumnya, untuk mengetahui server mana yang utilisasinya masih rendah dan mana yang sudah tinggi, tergolong sulit. Dengan HP Converged Infrastructure, perusahaan bisa mengetahui server di cabang mana yang masih bisa dioptimalisasi atau ditambah aplikasinya.
Sehingga, kompleksitas sebuah data center juga bisa disederhanakan dengan arsitektur ini. "Data center bisa dimanage menjadi lebih sederhana," kata Loh Khai Peng, Managing Director HP Indonesia, dalam pertemuan dengan para jurnalis bidang TI, Rabu kemarin.
Hal-hal tersebut dimungkinkan, karena Converged Infrastructure merupakan sebuah arsitektur yang mengintegrasikan seluruh infrastuktur TI yang dimiliki sebuah perusahaan. Yakni storage, server, jaringan (network), power dan cooling serta managemen software-nya.
Menurut Eril Pasaribu, Direktur Divisi Storage HP Indonesia, hanya HP yang memungkinkan hal itu. Pasalnya, "Baru HP yang paling lengkap menyediakan solusi, baik storage-nya, server, network, power dan cooling sampai managemen sofwarenya," ujar Eril.
Tak menutup kemungkinan, dengan mengadopsi layanan yang berkonsep virtualisasi ini, ke depan perusahaan cuma butuh sebuah server multi-core saja yang mampu menjalankan tiga aplikasi sekaligus. Ketimbang punya tiga server yang masing-masing menjalankan sebuah aplikasi. Hal tersebut tentu berdampak pada efisiensi operasional perusahaan.
Guna mendukung penerapan arsitektur anyar ini, HP sekaligus memperkenalkan sejumlah solusi dengan teknologi baru. Antara lain blade dan server HP Proliant G7, HP Virtual Connect, HP Blade System Matrix, HP Intelligent Power Discovery, dan HP Store Once.
Server HP Proliant terbaru dilengkapi sejumlah inovasi untuk mempercepat pengiriman aplikasi dan lebih efektif dalam menggunakan sumber daya TI. Sedangkan HP Virtual Connect adalah solusi yang akan memusatkan jaringan data dan penyimpanan untuk mengurangi kerenggangan.
Adapun HP Blade System Matrix, mengotomatisasi penerapan private cloud, dan HP Store Once adalah solusi untuk mengotomatisasi data deduplikasi di seluruh perusahan dengan arsitektur tunggal yang disatukan.
DIM