Tak terkecuali Schneider Electric. Perusahaan yang bergerak di bidang manajemen energi itu, kini sedang menyiapkan sebuah konsep baru untuk mengefisienkan penggunaan energi. Konsep bernama "EcoStruxure" ini akan mengelola penggunaan energi, dalam hal ini listrik, dengan cara mengintegrasikan unit-unit yang menggunakan listrik.
Konsep ini akan ditawarkan pada sektor-sektor yang menjadi konsumen listrik terbesar di dunia saat ini. Yakni infrastruktur, industri, data center, gedung (building) dan rumah tangga (residential).
"Sektor-sektor ini mengambil porsi hingga 72 persen penggunaan energi di seluruh dunia," kata Riyanto Mashan, Country President PT Schneider Indonesia, dalam bincang-bincang dengan beberapa jurnalis teknologi di Jakarta hari ini.
Gambaran konsep EcoStruxure adalah begini: Unit-unit pemakaian listrik tersebut diintegrasikan melalui internet protocol (IP), sehingga penggunaan listrik bisa terkontrol. Seorang pemimpin perusahaan yang memiliki banyak pabrik di banyak kota, misalnya. Dari manapun, lewat layar besar atau komputer jinjingnya, dia bisa memantau pemakaian energi di pabrik-pabriknya. "Dia bisa melihat di bagian mana terjadi pemborosan, sehingga bisa segera diambil tindakan untuk menghemat," ujarnya.
Solusi ini juga memungkinkan pengguna atau pengelola perusahaan untuk mencari tahu penggunaan listrik dari waktu ke waktu, sampai ke unit-unit terkecil sekalipun. Misalnya di sebuah pabrik minuman ringan. Dengan EcoStruxure ini, bahkan bisa dicari tahu berapa banyak listrik yang digunakan untuk memproduksi setiap botol minumannya. "Hanya dengan mengklik-klik saja lewat layar komputer."
Schneider Electric memang tidak cuma menawarkan solusi pengelolaan energi. Tapi juga memproduksi perangkat-perangkat teknologi yang secara langsung akan menghemat listrik pada sebuah mesin atau alat elektronik. Seperti teknologi variable speed drive yang akan mengefisienkan alat listrik terutama pada saat dihidupkan dan dimatikan (on/off).
Sebuah perangkat elektronik seperti kipas angin atau pendingin ruangan (AC), kata Riyanto, mengkonsumsi listrik cukup banyak ketika pertama kali dihidupkan. Nah, teknologi inilah yang akan menghemat energi di saat on/off tadi. "Penghematannya bisa mencapai 25 hingga 30 persen," katanya.
Solusi EcoStruxure ini juga bersifat terbuka (open architecture), sehingga bisa mengintegrasikan perangkat elektronik apapun dari berbagai merek, asalkan memakai internet protocol. "Karena EcoStruxure ini basisnya adalah IP," ujar pria berusia 46 tahun ini.
Dengan EcoStruxure, berbagai sektor pengguna listrik terbesar tadi bisa menghemat listrik secara signifikan. Sektor industri dan infrastruktur misalnya, bisa menghemat listrik hingga 15 persen. Data center mencapai 30 persen, building 20 persen dan rumah tinggal 15 persen.
Namun, Schneider Electric saat ini masih mengembangkan dan memformulasikan konsep ini. Penerapannya sendiri masih butuh waktu satu hingga dua tahun mendatang.
DIM