Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mimpi Mengalahkan Skuad Jerman  

image-gnews
Aksi Robo-Pele dalam laga final ajang RoboCup 2010 di Singapur. AFP/Roslan Rahman
Aksi Robo-Pele dalam laga final ajang RoboCup 2010 di Singapur. AFP/Roslan Rahman
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta -SEKILAS adegannya mirip sepak bola Piala Dunia di Afrika Selatan. Setiap kali lawan mendapat bola, salah satu pemain Darmstadt Dribblers akan mendekati dan berusaha merebutnya. Kadang bola disepak ke samping sehingga menjauh dari kaki pemain lawan. Kadang bola disepak ke depan sampai lawan terjatuh.

Dengan cepat Darmstadt, tim dari Jerman, mencetak sembilan gol. Di menit terakhir, bola dipegang pemain lawan. Alih-alih menembakkan bola ke depan, pemain itu malah membuat gol bunuh diri. Skor berakhir dengan 10-0. Pemain Darmstadt mengangkat kedua tangan, tapi tanpa luapan emosi dan ekspresi kemenangan. Maklum, skuad Darmstadt yang mengalahkan tim RO-PE dari Singapura, kedua grup itu, robot. Pertandingan yang digelar pekan lalu tersebut adalah bagian dari Piala Dunia Sepak Bola Robot (RoboCup) 2010, yang digelar seminggu penuh di Singapura.

Darmstadt Dribblers memang tim yang paling ditakuti dalam RoboCup 2010. Bukan hanya karena mereka juara bertahan, melainkan juga langsung menunjukkan kelas. Sebelum menghabisi tim Universitas Nasional Singapura RO-PE, juara RoboCup tahun lalu ini sudah menghajar Cyberlords La Salle-Cinv (10-0), NYP Lions (10-0), ZJUDancer (8-0), dan aiRobots (10-0) dalam sepak bola tiga lawan tiga.

Dalam dunia sepak bola robot, Darmstadt Dribblers itu tim yang senior. Sejak kejuaraan pada 2006, tim yang dipimpin Profesor Oskar von Stryk dari Universitas Teknologi Darmstadt itu sudah bertanding. Saat itu Stryk sudah membanggakan kemampuan robot buatannya. Selain kecepatan, robot dari Darmstadt punya kelebihan sistem pengindra karena memiliki kamera sudut lebar sebagai mata. "Artinya, ia bisa melihat kaki sendiri," kata Stryk.

Robot itu bisa berkoordinasi dengan rekan satu tim di lapangan dengan sinyal Wi-Fi. Kemampuan koordinasi ini tampak jelas ketika tiga pemain Darmstadt mengatur posisi saat melawan RO-PE. RO-PE beberapa kali tidak menutup ruang antara pemain Darmstadt yang memegang bola dan gawang sehingga beberapa gol terjadi lewat tembakan jarak jauh. Sebaliknya, pemain Darmstadt langsung membagi peran untuk menjaga lawan.

Meski sangat ditakuti di dunia robot, jangan dibayangkan para pemain Darmstadt seterampil Michael Ballack. Gerakan mereka masih lamban, mirip bayi yang baru belajar berjalan. Kecepatan berlari anggota tim Darmstadt cuma 1,4 kilometer per jam atau kira-kira sepertiga kecepatan manusia berjalan santai. Tapi ini standar terbaik kemampuan robot sepak bola sekarang. Diharapkan, lewat rangkaian kejuaraan tahunan RoboCup, kesebelasan robot bisa mengalahkan kesebelasan manusia yang masuk Piala Dunia pada 2050.

Target ini sangat ambisius, apalagi jika melihat saat kejuaraan pertama digelar pada 1997. Saat itu belum ada kategori humanoid (robot berbentuk manusia, dengan dua kaki dan dua tangan). Yang ada hanya robot seperti tabung yang berjalan memakai roda. Target ini mulai tampak bentuknya setelah kompetisi berjalan lima tahun dengan diperkenalkannya kategori humanoid di kompetisi ini pada 2002.

Peraturan pertandingan juga terus diperketat dan semakin sulit. Sampai setahun silam, gawang di lapangan dibedakan dengan warna, yakni kuning dan biru, agar gampang dibedakan oleh para pemain. Tapi mulai tahun ini lebih susah: gawang sudah berbentuk jaring seperti pada pertandingan sepak bola manusia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ukuran robot pun bertambah. Hingga tahun lalu, robot manusia maksimal setinggi 120 sentimeter. Sekarang diizinkan lebih tinggi dari 120 sentimeter. Tim yang mengirim robot seukuran manusia dewasa itu misalnya Institut Politeknik Virginia dan State University Virginia di Blacksburg dengan robot bernama Charli. Robot yang lebih jangkung lebih rumit dikendalikan. "Semakin tinggi robotnya, keseimbangan semakin sulit," kata Dennis Hong, Direktur Laboratorium Robot dan Mekanisme di Politeknik Virginia.

Untuk ukuran di bawah 60 sentimeter, seperti Darmstadt Dribblers, sudah cukup sulit. Programer salah sedikit, robotnya tidak akan mampu bertanding. Dalam pertandingan melawan Darmstadt, robot dari RO-PE tidak hanya melakukan gol bunuh diri, tapi salah satu pemainnya ada yang jatuh dan tidak bisa bangun lagi. Ada yang langsung diam sehingga diambil wasit. Ada pula yang lututnya sudah digerakkan tapi kemudian ambruk lagi.

Kadang kesalahan terjadi akibat situasi yang tidak diperhitungkan sebelumnya, seperti yang dialami RoboPatriots dari Universitas George Mason, Amerika Serikat, tahun lalu. Saat itu para insinyur dari Universitas George Mason merancang mata robot tersebut terus melacak bola berwarna oranye. Celakanya, dalam RoboCup ketika itu lantai samping lapangan berwarna oranye. "Jadi robot kami melihat warna oranye dan berpikir: oh, ini bola besar sekali," kata Sean Luke, profesor dari Universitas George Mason.

Alhasil, RoboPatriots sering ke luar lapangan berjalan-jalan, bukannya bermain sepak bola. Untung saja, mereka tidak terlalu memalukan karena berhasil memblok bola lebih banyak daripada tim lain. Perbaikan ini membuat prestasi RoboPatriots lumayan pada RoboCup tahun ini. Mereka lolos ke babak kedua, meski kemudian kalah 4-0 oleh CIT Brains Kid.

Tidak semua robot mahal. Memang, Virginia Tech mengucurkan US$ 18 ribu untuk membuat robot DARwIn-satu tim minimal butuh tiga robot untuk pertandingan tiga lawan tiga. Begitu pula untuk kategori Platform Standar (kategori memprogram robot yang sama), yang memakai robot Nao dengan harga-menurut situs www.robotshop.ca-mulai US$ 17 ribu atau setara dengan mobil Toyota Avanza. Tapi Profesor Luke berhasil membuat RoboPatriots dengan biaya hanya sekitar US$ 2.000 atau setara dengan sebuah sepeda motor di Indonesia.

Nur Khoiri (Scientific American, Der Spiegel)
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Robot hingga Cairan Khusus Dikerahkan untuk Padamkan Api di Gudang Amunisi Paldam Jaya

20 hari lalu

Tangkapan layar detik-detik terjadi ledakan dahsyat pada insiden kebakaran yang melanda Gudang Amunisi Artileri Medan (Armed) TNI di Kampung Parung Linang, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3/2024) petang. FOTO/video Istimewa
Robot hingga Cairan Khusus Dikerahkan untuk Padamkan Api di Gudang Amunisi Paldam Jaya

Dinas Penanggulangan Kebakaran Provinsi DKI Jakarta menggunakan robot hingga cairan khusus untuk memadamkan api di Gudmurah Paldam Jaya.


Perusahaan Arab Saudi Bikin Robot Manusia, Tak Boleh Bicara Seks dan Politik

24 hari lalu

Komunikasi manusia dan robot. Kredit: AFP/Global Times
Perusahaan Arab Saudi Bikin Robot Manusia, Tak Boleh Bicara Seks dan Politik

Perusahaan teknologi Arab Saudi menciptakan robot manusia bernama Sara. Didesain untuk tak bicara seks dan politik.


Peneliti BRIN Ungkap Potensi Penggunaan Robotika di Fasilitas Nuklir

55 hari lalu

Peneliti memantau layar monitor di ruang kontrol utama reaktor nuklir Triga 2.000 di Badan Riset Inovasi Nasional di Bandung, Jawa Barat, Kamis 3 Juli 2023. Reaktor nuklir Triga 2.000 yang dibangun pada tahun 1962 serta dioperasikan pada tahun 1965 tersebut merupakan reaktor nuklir tertua di Indonesia dengan kapasitas daya reaktor sebesar 2.000 kilo watt thermal yang digunakan untuk penelitian, pengembangan terkait lingkungan, material, mekanik dan sebagainya. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Peneliti BRIN Ungkap Potensi Penggunaan Robotika di Fasilitas Nuklir

Untuk beberapa fasilitas nuklir dengan tingkat radiasi yang tinggi, penggunaan robot bisa menjadi solusi menghindari paparan radiasi.


Robot Greenhouse Karya Siswa MAN 1 Semarang Raih Juara Robot World 2023 di Korea

29 Oktober 2023

Naufal Alif Mahendra, Fauzan Adzima, Citra Adinda Maharani, Ia Kirana Insani, Tim Robotik MAN 1 Kota Semarang meraih Silver Award 1 dalam ajang kompetisi AI Robot Challenge 2023 (AI Mobility Challenge) Robot World 2023 di Korea. Kemenag.go.id
Robot Greenhouse Karya Siswa MAN 1 Semarang Raih Juara Robot World 2023 di Korea

Tim Robotik Madrasah Aliyah Negeri atau MAN 1 Kota Semarang meraih Silver Award 1 dalam ajang kompetisi AI Robot Challenge 2023.


Cerita Generasi Baby Boomer Pensiun, Lalu Negeri Ini Menggilai Robot

28 Oktober 2023

Sebuah lengan robot dengan kepala printer 3D menumpuk lapisan beton saat pembangunan gedung di  Heidelberg, Jerman, 5 Mei 2023. Sejumlah insinyur dan pengembang di Jerman membangun gedung di kota Heidelberg menggunakan teknologi printer tiga dimensi. REUTERS/Max Schwarz
Cerita Generasi Baby Boomer Pensiun, Lalu Negeri Ini Menggilai Robot

Ketika generasi baby boomer pensiun, dunia usaha di negeri ini beralih ke robot


Robot Pembasmi Larva Aedes Aegypti Karya Mahasiswa Unpad, Begini Proses Pembuatan dan Rintangannya

25 September 2023

Tim mahasiswa Universitas Padjadjaran merancang robot pembasmi Larva Aedes aegypti bernama Ofelos Larvasida Ball untuk kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC). Foto: Dokumen Unpad
Robot Pembasmi Larva Aedes Aegypti Karya Mahasiswa Unpad, Begini Proses Pembuatan dan Rintangannya

Robot pembasmi larva nyamuk aedes aegypti karya mahasiswa Unpad berhasil raih pendanaan Kemendikbud lewat kegiatan PKM-KC. Begini prosesnya.


Mahasiswa Unpad Raih Dana Kemendikbudristek dalam Kegiatan PKM-KC, Program Apakah Itu?

25 September 2023

Tim mahasiswa Universitas Padjadjaran merancang robot pembasmi Larva Aedes aegypti bernama Ofelos Larvasida Ball untuk kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC). Foto: Dokumen Unpad
Mahasiswa Unpad Raih Dana Kemendikbudristek dalam Kegiatan PKM-KC, Program Apakah Itu?

Mahasiswa Unpad berhasil dapatkan dana dari Kemendikbudristek untuk proyek mereka dalam PKM-KC. Program apa sebenarnya PKM-KC itu?


Mahasiswa Unpad Ciptakan Robot Pembasmi Larva Nyamuk Aedes Aegypti, Perangi DBD dari Akarnya

22 September 2023

Tim mahasiswa Universitas Padjadjaran merancang robot pembasmi Larva Aedes aegypti bernama Ofelos Larvasida Ball untuk kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC). Foto: Dokumen Unpad
Mahasiswa Unpad Ciptakan Robot Pembasmi Larva Nyamuk Aedes Aegypti, Perangi DBD dari Akarnya

Lima mahasiswa Unpad bikin robot pembasmi larva nyamuk Aedes aegypti, bagaimana cara kerjanya? Apa gunanya daun kemangi dan ciplukan?


Bermula Hobi Bemain Action Figure, Patra Aditia Gelar Pameran Tunggal Tampilkan Aneka Robot

21 September 2023

Pameran tunggal Patra Aditia berjudul Mithology in Self di Galeri Orbital Dago Bandung berlangsung pada 20 September hingga 15 Oktober 2023. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Bermula Hobi Bemain Action Figure, Patra Aditia Gelar Pameran Tunggal Tampilkan Aneka Robot

Pada pameran tunggal ini, Patra Aditia menghadirkan robot-robot jelmaan yang melibatkan unsur dan karakter karya dari beberapa tokoh seniman modern.


Toyota Perkenalkan Alat Produksi yang Bisa Bikin Mobil Listrik dalam Hitungan Menit

20 September 2023

Ilustrasi pembuatan mobil listrik Toyota. (Toyota)
Toyota Perkenalkan Alat Produksi yang Bisa Bikin Mobil Listrik dalam Hitungan Menit

Alat produksi baru Toyota ini pun mampu menghasilkan satu bagian yang membentuk sepertiga bagian belakang sasis kendaraan.