TEMPO Interaktif, Jakarta - Industri seluler di Indonesia tumbuh pesat dalam 15 tahun terakhir. Saat ini pelanggan ponsel mencapai 180 juta pelanggan.
Ketua Asosiasi Telepon Seluler Indonesia Sarwoto Atmosutarno mengatakan industri ini membantu negara berkembang seperti Indonesia. Selama 15 tahun, perkembangan seluler sangat cepat dibanding telepon tetap.
"Telepon tetap baru 5 persen, sedangkan seluler ini penetrasinya sudah 180 juta atau 80 persen," ujar Sarwoto dalam pembukaan Indonesia Seluler Show di JCC, hari ini.
Sarwoto juga mengatakan meski sudah mendekati 80 persen tetapi layanan sleluer 95 persen layanan prabayar. "Tentu ini mem pengaruhi penjualan. Billingnya kompleks," ujarnya.
Sarwoto juga mengatakan
Revenue yang dihasilkan dari industri ini sudah melebihi Rp 100 triliun. Sedangkan investasi industri ini juga melebihi US$ 2 miliar . Sementara itu Base tranceiver station (BTS) yang terpasang sudah melebihi dari 100 ribu. Perkembangan baru yakni pengguna layanan Broadband mobile lebih dari 30 juta.
Transformasi dari basic ke voice, menurut dia, juga merupakan tantangan bagi operator seluler saat ini yakni transformasi layanan broadband dari layanan voice. Tantangan dan persaingan ini, kata Direktur Utama PT Telekomunikasi Seluler, perusahaan telekomunikasi harus meningkatkan kerjasama.
"Harus ada kerjasama dengan perusahaan web, gadget, terminal. Juga inovasi di smartphone dan konten." Ujar Sarwoto.
ATSI pun mencermati langkah efisiensi industri melalui konsolidasi jaringan dan infrastuktur. Selain itu juga konsolidasi entitas perusahaan juga sedang dalam proses.
Dian Yuliastuti