Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Merahnya Peta Gempa Indonesia  

image-gnews
Peta Gempa Indonesia. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Peta Gempa Indonesia. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Garis merah yang cukup tebal itu seolah membelah Pulau Sumatera menjadi dua bagian dari utara ke selatan. Garis merah itu menandakan patahan geser atau Sesar Semangko, penyebab gempa daratan di Pulau Sumatera, yang memanjang dari Aceh hingga Teluk Semangka di Lampung. Warna merah itulah yang membedakan peta gempa 2002 dengan peta zonasi gempa Indonesia 2010, yang baru diluncurkan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) di Jakarta, Jumat lalu.

Bukan hanya di Sumatera, bercak merah yang cukup mencolok juga terlihat di Pulau Sulawesi dan Papua. Pulau-pulau kecil di Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Maluku Utara tak luput dari bercak merah itu. "Perbedaan mendasar dengan SNI 03-1726-2002 adalah peta lama itu belum memasukkan beberapa sesar aktif di daratan," kata Irwan Meilano, pakar geodesi dari Institut Teknologi Bandung, yang terlibat dalam tim revisi peta gempa Indonesia 2010. "Perbedaan warna dari merah menjadi merah sekali itu karena ada kontribusi dari sesar daratan. Itu yang dulu belum dimasukkan dalam peta lama, sekarang sedikit-sedikit sudah ada."

Dalam peta zonasi gempa yang baru ini, Kementerian PU memasukkan percepatan tanah di atas batuan dasar ketika terjadi gempa. Dalam peta zonasi gempa tersebut, setiap pulau diberi beragam warna: dari biru muda hingga merah tua. "Semakin tua warnanya atau semakin ke kanan, (artinya) tingkat bahaya semakin tinggi," kata M. Ridwan, pakar geologi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Permukiman Kementerian PU.

Peta baru ini, kata Ridwan, adalah revisi dari peta 2002, yang dianggap sudah terlalu lama. "Umurnya sudah delapan tahun, dan dalam kurun waktu itu banyak kejadian gempa besar di Indonesia, sehingga banyak desakan untuk segera menggantinya," katanya.

Untuk membuat peta baru ini, Kementerian Pekerjaan Umum membentuk tim revisi peta gempa 2010, yang beranggotakan para pakar geologi, seismologi, dan geodesi. Penggabungan para pakar itu dilakukan untuk mengetahui semua sumber gempa yang mungkin terjadi, mulai gempa di zona subduksi (pertemuan dua lempeng tektonik) sampai yang paling sulit mencari sumber gempa di daratan, yaitu di sesar aktif," kata Irwan. "Gempa Yogyakarta, misalnya, itu terjadi di Sesar Opak.

Mencari sesar aktif sebenarnya bukan perkara sulit, karena data satelit bisa memperlihatkan morfologi garis sesar dengan jelas. Namun tidak semua sesar itu memiliki potensi bencana yang sama, sehingga tim revisi harus melakukan kuantifikasi seberapa aktif sesar itu sebelum mewarnainya dengan kelir merah hingga merah gelap. "Mencari sesar aktif tapi belum pernah ada record gempa besar di patahan itu sangat sulit," kata Irwan. "Kalau yang mirip sesar kami masukkan seluruhnya, ya merah semua, tidak ada tempat untuk tinggal, kecuali di Kalimantan."

Untuk mengatasi masalah itu, masing-masing pakar dalam tim yang terdiri atas 11 orang tersebut melakukan beberapa metode pendekatan. Para pakar geologi melakukan pendekatan dengan menentukan apakah sebuah sesar berpotensi menjadi sumber gempa lewat morfologi dan geologisnya. Para pakar seismologi mengamati seberapa besar potensi gempa dari sudut kegempaannya. Sedangkan pakar geodesi menentukan kecepatan laju geser sesar itu dengan mengukur parameter slip rate. "Setelah definisi ada sumber gempa ditetapkan, kami bisa menghitung hubungan matematis antara panjang sumber gempa dan besarnya magnitude gempa," katanya.

Pengamatan geodesi dibutuhkan untuk mengukur seberapa aktif sebuah sesar. Hasil pengamatan itu mengindikasikan sesar di Jawa, misalnya Lembang, hanya sepersepuluh tingkat keaktifan sesar di Sumatera. "Laju gesernya tidak secepat sesar di Sumatera," katanya. "Sesar Sumatera laju gesernya dalam belasan hingga 20 milimeter per tahun, tapi kalau Sesar Lembang hanya 2 milimeter per tahun."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bila dibandingkan dengan peta lama yang mengukur potensi bencana (hazard) dari rata-rata kegempaan di suatu tempat, peta baru ini lebih mendetail dengan memperhitungkan morfologi, kegempaan sesar, dan tingkat aktivitas sesar. "Ini mengikuti metodologi baku yang diikuti di negara-negara besar, seperti Jepang dan Amerika Serikat," kata Irwan. "Modelnya pun sudah tiga dimensi, jadi banyak sekali perbaikan daripada peta 2002."

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum Sumaryanto Widayatin menyatakan bahwa peta baru ini telah mengacu pada International Building Code 2006 serta analisis sumber gempa tiga dimensi dengan periode ulang 475 dan 2.475 tahun untuk peak ground acceleration, respons spektra periode pendek (0,2 detik), dan periode panjang (1 detik). "Dengan selesainya peta gempa Indonesia terbaru tahun 2010 ini, perhitungan beban gempa pada struktur akan lebih akurat dan efisien," kata Sumaryanto.

Peta ini telah mengakomodasi seluruh kebutuhan, dari bangunan gedung, bangunan air, hingga jembatan. Peta ini akan menunjang penyediaan dan pembangunan infrastruktur nasional yang tahan gempa. "Bangunan dan gedung, terutama di daerah rawan gempa, harus dirancang tahan gempa dengan mengacu pada peta ini," katanya. "Desain struktur harus memasukkan faktor beban gempa yang mengacu pada peta gempa ini. Kalau siap merespons gempa, baik jumlah korban maupun kerugian gempa akan berkurang."

Sumaryanto berharap pemerintah daerah dapat menggunakan peta ini sebagai acuan dalam pembangunan di daerahnya, termasuk peraturan dan perizinan mendirikan bangunan. Perubahan standar nasional gempa sebagai tindak lanjut peta zonasi gempa ini diperkirakan selesai pada Agustus mendatang. "Kami juga akan membuat mikrozonasi, zonasi gempa dalam skala mikro, untuk mengetahui kondisi permukaan tanah dan kerentanan bangunan, sehingga ke depan PU memiliki daftar risiko kerusakan akibat gempa," katanya. "Hal itu juga berguna dalam emergency plan untuk mengurangi kerusakan dan kerugian akibat gempa."

Investasi pembangunan di daerah rawan gempa, kata Irwan, memang akan menjadi lebih mahal karena bangunan yang boleh didirikan di lokasi tersebut harus cukup kuat untuk menahan percepatan yang mungkin terjadi di daerah itu. "Tetapi para peneliti Jepang telah melakukan studi yang menunjukkan bahwa semakin tinggi investasi untuk persiapan, edukasi, dan memindahkan warga dari kawasan rawan ke daerah yang lebih aman, semakin sedikit dana yang harus dikeluarkan untuk rekonstruksi dan rehabilitasi pasca-gempa," ujarnya.

TJANDRA DEWI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gempa Bumi Tektonik M4,2 Terdeteksi di Bawean, Intensitas Getarannya III-IV MMI

21 jam lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Gempa Bumi Tektonik M4,2 Terdeteksi di Bawean, Intensitas Getarannya III-IV MMI

BMKG mendeteksi gempa di Bawean, Jawa Timur, pada Rabu siang, 24 April 2024. Dipicu pergerakan sesar lokal


BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

2 hari lalu

Peta Gempa Pacitan, 22 April 2024. X.COM/BMKG
BMKG Sebut Gempa M5,1 Pacitan Tidak Merusak dan Berbahaya

Gempa dipicu oleh sesat aktif dasar laut.


Gempa M4,9 di Laut Banda Mengguncang Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

2 hari lalu

Ilustrasi gempa bumi
Gempa M4,9 di Laut Banda Mengguncang Maluku, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam slab Lempeng Banda.


Info Terkini Gempa Laut Selatan M4,9 Guncang Pangandaran Sampai Bantul

3 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Info Terkini Gempa Laut Selatan M4,9 Guncang Pangandaran Sampai Bantul

Guncangan kuat terasa di daerah Ciamis dan Pangandaran, Jawa Barat, dengan skala intensitas gempa III MMI.


Fakta-fakta Gempa Taiwan, Terbesar Sejak 1999?

16 hari lalu

Foto yang dirilis The Central News Agency (CNA) menunjukkan bangunan runtuh pasca gempa berkekuatan magnitudo 7,4  di Hualien, Taiwan, 3 April 2024. Gempa berkekuatan magnitudo  7,4 melanda Taiwan pada pagi hari tanggal 03 April dengan pusat gempa 18 kilometer selatan Kota Hualien  pada kedalaman 34,8 km, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS).  EPA-EFE/KANTOR BERITA PUSAT
Fakta-fakta Gempa Taiwan, Terbesar Sejak 1999?

Taiwan baru saja dilanda bencana gempa yang memakan korban jiwa dan kerugian materiel. Bagaimana faktanya?


Menilik Jembatan Gantung Akashi Kaikyo di Jepang yang Beroperasi Sejak 26 Tahun Silam

18 hari lalu

Akashi Kaikyo Bridge mempunyai Ketinggian 298,3M, berada di atas Selat Akashi dan menghubungkan kota Kobe di Pulau Honshu sampai Iwaya di Pulau Awaji. Jembatan ini adalah jembatan terpanjang di dunia kategori jembatan gantung, dengan rentang pusat 1.991 meter. panoramio.com
Menilik Jembatan Gantung Akashi Kaikyo di Jepang yang Beroperasi Sejak 26 Tahun Silam

Genap berusia 26 tahun, inilah fakta-fakta jembatan gantung cantik Akashi Kaikyo di Jepang, termasuk tahan gempa bumi hingga 8,5 SR.


Pulau Penyu yang Cantik di Taiwan Ini Runtuh Sebagian setelah Gempa Bumi

20 hari lalu

Guishan Island yang runtuh sebagian setelah gempa Taiwan pada Rabu, 3 April 2024(necoast-nsa.gov.tw)
Pulau Penyu yang Cantik di Taiwan Ini Runtuh Sebagian setelah Gempa Bumi

Wisatawan yang mengunjungi pulau berbentuk penyu di Taiwan ini biasanya mengikuti tur mengamati paus dari April hingga Oktober.


Pulau Jawa Dikepung Sesar Aktif, Berpotensi Gempa

21 hari lalu

Sebaran aktivitas gempa di Pulau Jawa selama 2019-2020. BMKG mencatat wilayah Jawa Barat paling aktif dengan sumber gempa dari zona megathrust maupun sesar. (ANTARA/HO.BMKG)
Pulau Jawa Dikepung Sesar Aktif, Berpotensi Gempa

Ditemukan 75 titik sesar aktif di sepanjang Pulau Jawa. Total sesar aktif di Indonesia mencapai 400.


Info Terkini Gempa Kembali Guncang Laut Jawa M5,2, BMKG Catat 450 Lebih Gempa Susulan

21 hari lalu

Seismograf gempa bumi. ANTARA/Shutterstock/pri
Info Terkini Gempa Kembali Guncang Laut Jawa M5,2, BMKG Catat 450 Lebih Gempa Susulan

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di Laut Jawa


Cerita WNI Saat Gempa Mengguncang Taiwan: Syok, Seperti Sedang di Atas Kapal

21 hari lalu

Kondisi di dalam sebuah unit apartemen yang porak-poranda akibat guncangan gempa di New Taipei City, Taiwan, 3 April 2024. REUTERS/Fabian Hamacher
Cerita WNI Saat Gempa Mengguncang Taiwan: Syok, Seperti Sedang di Atas Kapal

Gempa Taiwan dirasakan dampaknya hingga ke Jepang dan Filipina. Seorang WNI yang tinggal di Taiwan menceritakan saat gempa mengguncang.