TEMPO Interaktif, Jakarta -Pemerintah Burma mendeklarasikan kawasan suaka terbesar di dunia untuk melindungi harimau dari kepunahan. Seluruh kawasan Hukaung Valley di Asia Tenggara akan digunakan sebagai lokasi suaka harimau tersebut.
Deklarasi itu merupakan sebuah langkah maju yang amat penting untuk menyelamatkan harimau, salah satu spesies paling terancam punah di bumi. Jumlah satwa langka itu di alam menyusut tajam dari sekitar 100 ribu ekor seabad yang lalu menjadi kurang dari 3.000 pada saat ini. "Kini Burma menawarkan salah satu harapan terbaik untuk menyelamatkan harimau di Asia Tenggara," kata Colin Poole, Direktur Asia Program Wildlife Conservation Society. "Daerah perlindungan yang baru diperluas di Lembah Hukaung itu akan menjadi batu penjuru bagi konservasi harimau."
Populasi harimau yang tersisa di dunia pada saat ini berada di wilayah-wilayah kecil terisolasi yang terus-menerus menghadapi ancaman dari perburuan ilegal terhadap harimau maupun binatang mangsanya. Suaka alam Hukaung Valley merupakan satu dari sejumlah lokasi habitat harimau yang tersisa dan potensial di berbagai wilayah Asia.
Suaka harimau Hukaung Valley mencakup kawasan hutan seluas 22 ribu kilometer persegi di daerah paling utara negara tersebut. Daerah itu diduga masih dihuni beberapa ratus ekor harimau. Perburuan ilegal baik terhadap harimau maupun binatang mangsanya mengakibatkan anjloknya jumlah mereka di daerah itu, dan sejumlah studi memperkirakan hanya terdapat 50 kucing besar yang tersisa di wilayah tersebut.
Pada 2004, pemerintah Burma telah mencanangkan kawasan seluas 6.500 km persegi di Lembah Hukaung sebagai suaka margasatwa. Namun pencanangan baru ini memperluas kawasan perlindungan itu dengan tambahan area seluas 11 ribu km persegi. Penambahan itu membuat luas kawasan suaka margasatwa itu terbentang 17.477 km persegi, dan menjadi inti suaka harimau Hukaung Valley yang lebih luas.
Penetapan kawasan itu sebagai daerah perlindungan harimau terjadi setelah Perdana Menteri Burma Thein Sein mengumpulkan 17 anggota kabinetnya untuk terbang ke Lembah Hukaung awal tahun ini untuk menaksir apa yang dibutuhkan kawasan konservasi tersebut dan menyampaikan arti penting kawasan itu bagi harimau dan spesies lainnya.
Pencanangan suaka harimau itu juga turut melindungi bentangan hutan tertutup terakhir di kawasan Indo-Pasifik, yang merupakan salah satu ekosistem terpenting bagi konservasi mamalia besar dalam jangka panjang, seperti harimau, macan dahan, dan gajah Asia. Sekitar 370 spesies burung, termasuk sejenis burung rangkong Aceros nipalensis, yang kondisinya amat kritis, ditemukan di kawasan itu. Dari 13.500 spesies tumbuhan di dunia, sekitar 7.000 di antaranya ditemukan di Lembah Hukaung.
"Saya telah memimpikan hari ini selama bertahun-tahun," kata Alan Rabinowitz, CEO Pantera, sebuah lembaga konservasi kucing liar. "Langkah yang kami buat pada 2004 adalah landasan, tapi melindungi seluruh lembah untuk memastikan harimau dapat hidup dan menjelajah dengan bebas telah mengubahnya secara keseluruhan. Suaka ini salah satu habitat harimau terpenting di dunia, dan saya gembira karena rakyat serta pemerintah Burma memahami betapa penting melestarikannya. "
Para ilmuwan dan ahli konservasi yakin populasi harimau akan pulih kembali bila ancaman terburuk bagi keberadaan mereka, yaitu perburuan ilegal, dihentikan dengan segera dan secara efektif.
TJANDRA l LIVESCIENCE