TEMPO Interaktif, Hosuton - Sejak Selasa lalu, bergalon-galon lumpur dipompakan masuk ke sumur BP yang bocor di Teluk Meksiko. Para insinyur di perusahaan minyak Inggris ini berharap lumpur berat itu akan menutup sumur secara permanen atau paling tidak dapat mengungkap petunjuk penting tentang cara mematikan sumur minyak tersebut sebelum akhir Agustus mendatang.
Prosedur penyuntikan lumpur ke dalam sumur, yang dikenal sebagai static kill, diambil sekitar 100 hari setelah meledaknya sumur Macondo, yang menenggelamkan anjungan Deepwater Horizon pada 20 April lalu, membunuh 11 pekerja pengeboran minyak dan menyemburkan sekitar 5 juta barel minyak mentah ke Teluk Meksiko. Para insinyur telah berulang kali berusaha menampung atau menyumbat sumur itu, namun tak berhasil, sampai tiga pekan lalu.
Tapi kini mereka berhasil memasang sebuah penutup yang erat untuk menyumbat sumur itu.
Meski berhasil menghentikan semburan minyak, penyumbat itu dianggap belum cukup untuk mencegah minyak menyembur kembali. Sepanjang Selasa siang lalu, para insinyur memompakan lumpur seberat 13,2 pound per gallon itu dengan kecepatan rendah.
Dalam semalam, BP telah menyuntikkan sekitar 2.300 barel lumpur dan berhasil mendorong minyak mentah kembali ke sumbernya. Lumpur tersebut dipompakan dari kapal di permukaan ke dalam alat pencegah semburan di puncak sumur. Jika semua berjalan lancar, dalam beberapa hari mendatang, giliran semen yang dipompakan masuk untuk mengisi sumur.
Rabu malam lalu, National Incident Commander Thad Allen menyatakan telah menyetujui rencana BP untuk mulai memasukkan semen ke dalam sumur, sepanjang kegiatan itu tidak menunda pekerjaan pengeboran sumur relief. Para pejabat BP mengatakan mereka berencana mulai memompa semen hari ini.
Walaupun perkembangan upaya penyumbatan berjalan lancar, para pejabat masih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan seputar peluang prosedur baru ini dapat menghentikan dan menutup sumur itu untuk selamanya. Mereka mengatakan baru yakin sumur itu benar-benar tersumbat ketika satu dari dua sumur relief berhasil memotong sumur Macondo, yang memungkinkan perusahaan minyak raksasa itu menutup sumur dengan semen.
Hasil menggembirakan juga dilaporkan oleh Badan Pemantau Laut dan Atmosfer Amerika Serikat (NOAA). Mereka menyatakan bahwa hanya 30 persen tumpahan minyak yang masih tersisa di teluk, dan minyak tersebut terurai dengan cepat. Tumpahan minyak lainnya berhasil dibuang dan dibersihkan. Laporan NOAA juga menyatakan bahwa minyak itu bukan lagi ancaman bagi Florida Keys atau Pantai Timur Amerika.
Sikap hati-hati itu didasari keraguan mereka, yang belum sepenuhnya yakin bila lumpur yang dipompakan dari atas bisa menyumbat seluruh saluran sumur. Jika lumpur hanya mengisi bagian tengah pipa sumur, dan tak mengisi bagian yang disebut cincin atau annulus di antara pipa bagian dalam dan casing atau selubung terluar, proses penyemenan sumur harus ditunda hingga beberapa pekan.
Sekalipun proses static kill tak berjalan sesuai dengan skenario, para insinyur BP berharap penyuntikan lumpur tersebut dapat membantu menunjukkan kebocoran yang harus ditambal begitu mereka selesai mengebor satu dari dua sumur relief. "Static kill akan meningkatkan probabilitas sumur relief menuntaskan pekerjaannya," kata Thad Allen, purnawirawan penjaga pantai yang ditunjuk sebagai ketua tanggap darurat federal untuk mengurusi tumpahan minyak. "Penuntasan masalah ini tak akan dapat dilakukan sampai sumur relief komplet."
Ada kemungkinan static kill berhasil menyumbat seluruh sumur dengan semen, tapi para insinyur yang terlibat dalam upaya itu baru bisa menyebut operasi itu sukses setelah sumur relief selesai. Selain penutupan sumur, masalah pembersihan tumpahan minyak belum tuntas. "Hari ini kami bisa bernapas lega, tapi kami ingin membuatnya permanen dalam jangka waktu dekat, entah hitungan hari atau pekan," kata Kent Wells, pejabat tinggi BP. "Saya masih menunggu ketika hari itu tiba."
Sebelum BP mengawali operasi static kill, mereka menghabiskan beberapa jam untuk melakukan uji coba dengan menembakkan minyak hasil penyulingan ke dalam sumur untuk mengecek tekanan sumur dan memastikan bahwa mereka dapat menginjeksikan cairan ke dalam reservoir. Setelah berkonsultasi dengan Menteri Energi Steven Chu dan ilmuwan senior di pemerintahan tentang hasil uji coba tersebut, mereka memutuskan untuk melanjutkan operasi pemompaan lumpur.
Kegiatan itu terpaksa ditunda sehari ketika para teknisi menemukan rembesan dari dua katup pada tumpukan tutup yang baru. Tapi para pejabat mengatakan tak ada tanda kerusakan serius pada sumur itu.
Operasi static kill bisa berlangsung hingga tiga hari. Setelah penyuntikan selesai, pekerjaan pengeboran sumur relief pertama yang tinggal 30 meter dapat dilanjutkan, dan diperkirakan selesai pada 15 Agustus mendatang. Hanya ada satu hal yang dapat mengganggu misi tersebut, yaitu bila badai tropis mencapai teluk itu dan memaksa pekerjaan dihentikan untuk sementara. Upaya penutupan sumur secara permanen direncanakan selesai pada akhir bulan ini.
TJANDRA DEWI | NYTIMES | AP