TEMPO Interaktif, Bandung - Institut Teknologi Bandung segera membuat pusat penelitian mitigasi bencana alam. Para ahli dari berbagai disiplin ilmu yang terlibat nantinya berfokus pada pembuatan teknologi untuk mengurangi dampak bencana.
"Kami dari sisi teknologinya, untuk gempa, tanah longsor, dan banjir. Konsentrasi kami ke situ," kata Rektor ITB Akhmaloka, seusai peluncuran buku "Mengelola Risiko Bencana di Negeri Maritim Indonesia" di Bandung, Senin (9/8).
Menurut dia, para dosen ITB telah menghasilkan berbagai riset untuk mitigasi. Misalnya, bangunan tahan gempa dan peta gempa di Indonesia. "Kita banyak koordinasi nanti dengan badan penaggulangan bencana dan beberapa staf khusus Persiden," ujarnya.
Sedangkan teknologi terbaru yang sudah disiapkan, di antaranya alat ukur kekuatan gempa. Alat itu tahun lalu sudah dibicarakan dengan Kementerian Riset dan Teknologi.
Adapun mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang hadir dalam acara ini mengatakan sejumlah universitas telah membuat pusat kajian bencana dengan keahlian tertentu. Universitas Indonesia, misalnya, membentuk pusat krisis bencana di Fakultas Psikologi.
"Di Universitas Hasanudin tanggap darurat bencana versi kedokteran," katanya saat menjadi pembicara utama di acara peluncuran buku tentang mitigasi bencana di Balai Pertemuan Ilmiah ITB, Senin (9/8). Kalla menyarankan agar seluruh universitas bekerjasama untuk membahas antisipasi bencana alam di Indonesia agar sistematis.
ANWAR SISWADI