TEMPO Interaktif, London - Stephen Hawking kembali membuat geger dengan pernyataannya. Astrofisikawan ternama ini mengkhawatirkan manusia sedang menghadapi bahaya besar dan harus mencari kehidupan di luar angkasa di masa depan jika ingin bertahan hidup.
Dalam sebuah wawancara, ia mengatakan bahwa ancaman terhadap keberadaan umat manusia seperti perang, sumber daya alam yang menipis dan populasi yang meledak adalah risiko besar. "Cukup sulit untuk menghindari bencana dalam seratus tahun ke depan, apalagi seribu atau sejuta tahun ke depan," katanya kepada situs web Think Big. "Satu-satunya kesempatan untuk hidup dalam jangka panjang adalah jangan hanya menetap di planet bumi saja, tetapi menyebar ke ruang angkasa.“
Itulah sebabnya, Profesor Hawking mendukung misi penerbangan ruang angkasa. Meski awal tahun ini, dia katakan bahwa eksplorasi ruang angkasa mungkin tidak sepenuhnya tanpa risiko. Dalam seri Discovery Channel, dia mengatakan bahwa, manusia harus berhati-hati melakukan kontak dengan bentuk-bentuk kehidupan asing karena mereka bisa jadi tidak ramah.
Namun, dia melanjutkan, selama manusia tetap hidup berkutat di galaksinya sendiri dan menghindari saling menghancurkan diri sendiri akan aman. "Saya melihat bahaya besar bagi umat manusia," kata Hawking.
Menerjemahkan pernyataan Hawking ini, Katherine Freese, seorang astrofisikawan Universitas Michigan, mengatakan Big Think --bintang terdekat dengan Bumi-- jaraknya adalah Proxima Centauri atau 4,2 tahun cahaya.
Itu berarti bahwa, jika ingin bepergian dengan kecepatan cahaya sepanjang waktu, perlu 4,2 tahun untuk sampai ke sana atau sekitar 50.000 tahun dengan menggunakan ilmu roket saat ini.
TELEGRAPH| NUR HARYANTO