TEMPO Interaktif, Denpasar – Universitas Udayana, Denpasar, Universitas Diponegoro, Semarang dan Universitas Papua di Manokwari mendirikan Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati Indonesia (PPKHI), kemarin. Pusat penelitian yang didukung oleh Department Ecology and Evolutionary Biology University of California Los Angeles (UCLA), Old Dominion University Virginia dan dibiayai oleh United State Agency for International Development (USAID) ini akan berkonsentrasi untuk mengidentifikasi kekayaan laut Indonesia yang termasuk dalam kawasan Coral Triangle.
"Pengetahuan itu sangat penting sebagai dasar yang kuat untuk konservasi yang efektif sehingga lebih mudah menjaga kelestarian ekosistem," kata penggagas Pusat Riset Keanekaragaman Hayati, Gusti Ngurah Mahardika. Lembaga ini, jelas Gusti, akan menerapkan tehnik genetika molekuler.
Menurut Gusti, pusat penelitian tersebut juga akan membuka akses bagi para peneliti Indonesia agar sejajar dengan peneliti internasional sekaligus mendorong minat mahasiswa dan peneliti Amerika Serikat untuk melakukan penelitian biodiversiti di Indonesia. Kegiatan lain yang dilakukan yakni pelatihan untuk calon peneliti, jasa pengujian spresimen dan pembuatan koleksi spesies.
Kepala Penelitian Paul Barber dari UCLA mengatakan lembaga itu akan meningkatkan kapasitas peneliti di kawasan yang sangat kaya dengan keanekaragaman hayatinya. Dia juga berharap pusat riset ini dapat melestarikan eksosistem di kawasan laut dan mengembangkan dunia ilmu pengetahuan.
Untuk menandai aktivitas di pusat penelitian 30 mahasiswa dan peneliti Indonesia diterjunkan untuk melakukan pelatihan dan penelitian keanekaragaman hayati laut di Indonesia. Kegiatan ini dipusatkan di Laboratoroum Bio Medik Universitas Udayana yang sekaligus menjadi pusat lembaga ini.
Rofiqi Hasan