Menurut legenda, sebelum maju ke medan perang, Sang Raja mengumpulkan para satrianya di meja bundar yang mampu menampung seribu orang. Namun, ahli sejarah yakin meja bundar itu bukanlah furnitur seperti meja makan, melainkan hutan dan struktur batuan yang mampu menampung banyak massa.
"Keturunan ningrat berada di deret muka, dalam pertemuan yang berlangsung dalam formasi lingkaran," kata Chris Gidlow, sejarawan Camelot. Lapisan lingkaran berikutnya berisi prajurit berdasarkan pangkat mereka.
Raja Arthur memimpin dua perang hebat di lokasi yang disebut sebagai Kota Para Legiun (City of Legions). Sejarawan meyakini satu lokasi perang adalah kota yang kini bernama St Albans di timur Inggris dan lokasi lainnya masih misteri. Namun, penemuan amphitheatre, yang memiliki altar pemenggalan kepala dan tugu peringatan bagi martir Kristen, membawa sejarawan menduga lokasi lain dari City of Legions adalah Chester.
Legenda Raja Arthur bermula pada abad VI. Seorang pendeta bernama Gildas menulis kehidupan Sang Raja, termasuk tentang City of Legions dan kuil makam martir. "Itu yang membuat kami menyimpulkan Chester merupakan tempat kediaman Arthur dan meja bundar legendarisnya," kata Gidlow.
TELEGRAPH | REZA M