Monyet titi ini memiliki nama ilmiah, Callicebus caquetensis. Ukurannya sebesar kucing, memiliki bulu berwarna coklat dan keabu-abuan. Yang membedakan monyet titi dengan spesies lainnya, monyet ini tidak memiliki garis putih di dahinya.
Penemuan yang dipublikasikan di jurnal Primate Conservation ini yakin monyet titi dalam kondisi kritis dan hampir punah. Mereka memperkirakan monyet titi saat ini kurang dari 250 ekor. Rusaknya hutan dan habitat mereka menjadi faktor utama mereka punah.
"Ini merupakan penemuan yang spektakuler," kata Jeffrey French, professor biologi dan psikologi di University of Nebraska di Omaha yang meneliti primata di hutan Amazon, Brazil.
Menurut para peneliti monyet titi menganut monogami, tidak seperti primata pada umumnya. Mereka melahirkan bayi satu tahun sekali dan kadang mereka hidup berpindah-pindah dalam sebuah kelompok yang beranggotakan empat ekor monyet.
Mantan menteri lingkungan Kolombia, Juan Mayer mengatakan upaya besar perlu segera dilakukan untuk melindungi habitat para satwa yang hancur akibat perusakkan hutan.
DAILY MAIL I PGR