TEMPO Interaktif, Jakarta - Dengan bersahaja, Semar mulai mengelilingi Indonesia. Langkah pertamanya diawali dari Tugu Monas, yang berdiri di Ibu Kota, kemudian tokoh bijak dalam dunia pewayangan itu "berjalan" melintasi Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Papua, Sulawesi, Kalimantan, sampai Sumatera. Di setiap pulau yang dilalui, Semar akan menabrak tungkai, yang kemudian memunculkan selembar kertas bertulisan kebudayaan yang ada di daerah tersebut.
Semar itu berjalan di atas lintasan bergaris hitam yang tampak pada permukaan karpet miniatur Indonesia. Di atas karpet itu juga tergambar pulau-pulau dengan warna merah. Di setiap pulau terdapat berbagai jenis keunikan, misalnya di Pulau Papua ditampilkan burung cenderawasih yang bergerak seolah-olah sedang terbang di angkasa, semut raksasa di Pulau Kalimantan, dan Jam Gadang di Sumatera.
Robot Semar itu dinobatkan sebagai juara pertama dalam kompetisi Indonesian Robotic Olympiad untuk kategori terbuka dengan tema "Tourism" untuk mempromosikan wisata Indonesia. Robot Semar dan atributnya itu dibuat oleh tim Racer One, yang terdiri atas Kristama, Nurman Romadoni, dan Kayamto Yitno Siswoyo. "Kami harap dapat memperkenalkan kebudayaan Indonesia ke mancanegara melalui robot tourism," kata Kristama kepada Tempo.
Dia mengatakan pembuatan robot Semar tidak sulit. Pemrogramannya hanya membutuhkan waktu 2-3 hari dengan menggunakan software NXTG melalui komputer jinjing. "Yang lama membuat desain robotnya supaya menarik," ujar Kristama.
Trio pengajar di Robotic Education ini menggunakan seperangkat permainan Lego untuk membuat robot tourism itu. Pada bagian "kaki" robot, tim menjejalkan sensor cahaya supaya Semar berjalan di lintasan berwarna hitam. Selain membuat robot Semar, mereka membuat ondel-ondel antigravitasi. "Di dalamnya ada gyro sensor," kata Kristama. Gyro sensor ini berfungsi menyeimbangkan gerak ondel-ondel, sehingga dapat berdiri dan berjalan dengan dua roda, seperti sedang mengendarai sepeda.
Dalam kompetisi tersebut, sejumlah peserta lainnya juga membuat robot-robot yang unik. Tim Purwanxt membuat robot wayang kulit. Di tangan Farghani Achmiardhika, Azzah Ambarani, dan Caleb Emmanuel S., wayang kulit dapat bergerak ke kanan dan ke kiri sesuai dengan lakon mereka. Ide pembuatan wayang kulit robot ini muncul ketika Farghani miris memperhatikan rendahnya minat anak muda untuk menonton pergelaran wayang kulit. "Kami ingin supaya wayang kulit disukai generasi muda," ujarnya. Siswa-siswi asal Sekolah Menengah Atas 1 Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur, itu berhasil memperoleh Favorite Award untuk Open Category.
Beberapa robot yang menarik perhatian pengunjung dan peserta lainnya, misalnya, robot ondel-ondel yang bisa menari buatan tiga siswa sekolah dasar, yakni Richard Ongko, Alvin Juan, dan Steven Bosni. Di dalam ondel-ondel mini buatan mereka terdapat Lego NXT yang menjadi "otak" untuk dapat menggerakkan kaki, tangan, dan kepala. Ada pula yang mengetengahkan robot bunga Rafflesia dan beduk yang sedang ditabuh.
Selain ada robot yang mengetengahkan keunikan budaya Indonesia, ada robot-robot yang dibuat untuk melewati halang rintang, misalnya menaikkan bendera, merobohkan, dan membawa botol minuman ringan, serta robot pemanjat. Semua robot yang diperagakan tidak menggunakan kendali jarak jauh atau remote control. Robot-robot itu berjalan dengan dipandu lintasan berupa garis hitam.
Rini Kustiani
BERITA TERPOPULER LAINNYA:
Meteor Biru Bentuk Lafadz Allah Jatuh di Cirebon
Kenapa Masa Jabatan Presiden Perlu Dibatasi?
MUI: Yang Menentukan Kafir Itu Allah, Bukan Orang
Induk Umat Manusia Hidup 200 Ribu Tahun Lalu
NU-Muhammadiyah Sepakat Koruptor itu Kafir
Teori Lubang Hitam Diragukan Setelah Penemuan Gugusan Mega Bintang