TEMPO Interaktif, Bandung - Peneliti senior astronomi dan astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin mengatakan, benda yang jatuh dari langit Cirebon, Rabu kemarin, berpotensi bahaya. Sebab benda itu bisa saja sampah antariksa yang mengandung racun.
Karenanya, Djamaluddin mengaku telah meminta kepolisian menjaga lokasi jatuhnya benda yang diduga meteor di lapangan dalam Pabrik Gula Tersana Baru, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon itu. Selain itu, pengelola pabrik gula juga diminta agar bagian pabrik yang rusak tidak diperbaiki lebih dulu atau dipegang siapa pun.
“Sampel lokasi jangan dipegang dulu, kalau itu sampah antariksa bisa mengandung bahan berbahaya,” katanya, Kamis (19/8).
Sampah antariksa yang dikhawatirkan beracun tersebut bisa saja merupakan bagian dari tanky satelit.
Sebuah benda langit yang diduga meteor jatuh di lapangan dalam Pabrik Gula Tersana Baru, Kecamatan Babakan, Kabupaten Cirebon, Rabu (18/8) malam. Benda langit tersebut menimbulkan bau belerang yang menyengat, membakar rumput di sekitarnya, serta membentuk lubang bergaris tengah sekitar 1 meter.
Jika benda tersebut merupakan meteorit, ujarnya, masyarakat tidak perlu cemas karena umumnya tidak mengandung radiasi. Sesuai ciri-ciri awal yang disampaikan masyarakat, Djamaluddin menduga benda tersebut mirip meteorit es.
Meteor jenis itu tergolong langka, karena jejaknya di darat langsung meleleh. “Memang mayoritas komponennya berasal dari air,” ujarnya.
ANWAR SISWADI
BERITA TERPOPULER LAINNYA:
Meteor Biru Bentuk Lafadz Allah Jatuh di Cirebon
Kenapa Masa Jabatan Presiden Perlu Dibatasi?
MUI: Yang Menentukan Kafir Itu Allah, Bukan Orang
Induk Umat Manusia Hidup 200 Ribu Tahun Lalu
NU-Muhammadiyah Sepakat Koruptor itu Kafir
Teori Lubang Hitam Diragukan Setelah Penemuan Gugusan Mega Bintang