Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ditemukan Katak Terkecil Di Dunia  

image-gnews
Katak terkecil di dunia. AP/Indraneil Das
Katak terkecil di dunia. AP/Indraneil Das
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Seekor katak terkecil di dunia ditemukan di Pulau Kalimantan dengan ukuran kurang dari 1,5 centimeter. Katak ini ditemukan tim peneliti yang dipimpin Drs. Indraneil Das dan Alexander Haas dari Institute of Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Lingkungan di Universiti Malaysia Sarawak, dan Biozentrum Grindel und Zoologisches Museum Hamburg.

Tim yang bertugas mencari amfibi itu menemukan katak tersebut di semak-semak hutan Kalimantan. Lantaran bentuknya yang mungil, para peneliti mengusulkan nama untuk katak tersebut adalah microhylid, yakni nama spesies untuk katak yang berukuran di bawah 15 milimeter.

Menurut Das, katak ini adalah katak muda terkecil dari berbagai spesimen katak yang ada di museum dan sudah ditemukan lebih dari seratus tahun lalu. "Ini baru ditemukan spesies mikro," katanya.

Kodok mini dengan nama ilmiah Microhyla Nepenthicola ini ditemukan di jalur menuju puncak Gunung Serapu yang terletak di dalam Taman Nasional Kubah. Nama tersebut disematkan setelah para peneliti mengetahui bahwa dari tanaman Nepenthes Ampullaria-lah, katak ini mendapat makanan dan bertahan hidup.

Pada tanaman ini, katak kecil itu menitipkan telur-telur mereka hingga menjadi kecebong yang kemudian berenang di sisi-sisi tanaman yang basah. Tanaman tersebut adalah jenis tumbuhan yang hidup di daerah lembab dan hutan teduh.

Das menjelaskan, untuk jenis katak jantan dewasa, ukurannya berkisar antara 10,6-12,8 milimeter atau sebesar kacang polong. Das menceritakan, tim peneliti sempat kesulitan untuk menemukan dan mengidentifikasi katak-katak tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk mendapatkan seekor katak mini, para peneliti harus menunggu hingga sore hari ketika katak jantan mulai "bernyanyi" di sekitar tanaman. Dengan interval nada yang teratur, katak-katak itu mengeluarkan suara yang dikenal sebagai simfoni amfibi sejak matahari terbenam hingga menjelang dini hari. Sementara untuk mengetahui ukuran dan keunikan katak, tim meletakkan katak tersebut di atas selembar kain putih.

Menurut Das, amfibi adalah kelompok binatang yang paling terancam keberadaannya karena jumlahnya tinggal sepertiga saja. "Amfibi sangat penting bagi manusia karena binatang ini memakan serangga yang menyebarkan penyakit dan merusak tanaman serta membantu mempertahankan sistem air tawar yang sehat," katanya.

Das menambahkan, saat ini populasi amfibi semakin terancam karena terjadi perubahan di lingkungan mereka. "Saya kira penemuan ini akan membantu kita untuk memahami apa perubahan lingkungan global terhadap hewan-hewan ini," katanya.

Selain di Kalimantan, tim peneliti Das juga mencari spesies katak baru di 20 negara di dunia. Pada September mendatang, tim tersebut juga akan mencari spesies Sambas Streaming Toad (Ansonia latidisca) di Indonesia dan Malaysia. Adapun penemuan katak terkecil ini telah diterbitkan dalam Jurnal Taksonomi Zootaxa dengan dukungan Conservation International dan Group Spesialis Amphibia IUCN.

ScienceDaily|Rini K|

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

28 Agustus 2019

Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menghadiri peringatan Hari Konstitusi yang digear di gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, Minggu, 18 Agustus 2019.(dok MPR RI)
JK: Inovasi Itu Bermakna Kalau Bisa Dikomersialkan

JK mengatakan Indonesia masih memiliki banyak sektor yang berpotensi untuk terus dikembangkan.


Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

28 Desember 2017

Pencapaian Sains Sepanjang 2016
Kaleidoskop 2017 Sains: Penemuan Baru dan Produk Digital Terhebat

Penemuan baru sains tahun ini, dari katak yang menyala di kegelapan hingga pembuktian teori Einstein.


Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

28 September 2017

Jokowi Jamin Akan Lindungi KPK
Jokowi Ajak Bisnis Startup Indonesia Buat Inovasi Lokal

Jokowi menghadiri acara yang digelar oleh Bubu.com sebagai wujud kepedulian terhadap bisnis startup digital di Indonesia.


Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

19 September 2017

Pemandangan matahari terbenam di perairan Labuan Bajo, 1 Mei 2017. Labuan Bajo disebut sebagai salah satu dari 10 destinasi pariwisata prioritas yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pariwisata. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten

Penemuan Patung Kepala Dongkrak Potensi Wisata Umbul Tirtomulyo di Klaten


Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

15 Agustus 2017

Ilustrasi suplemen minyak ikan. taylorhooton.org
Mahasiswa UI Bikin Pengganti Minyak Ikan dari Limbah Ampas Tahu

Lima mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, mengembangkan Aspergyomega, suplemen pengganti minyak ikan, dari limbah ampas tahu dan onggok.


Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

26 Juni 2017

Dua petugas Direktorat Lalulintas akan menderek mobil Mercedes Benz yang menabrak mobil Innova di jalan Merdeka Barat, Jakarta, (12/8). Kecelakaan terjadi akibat supir mengantuk. TEMPO/Aditia Noviansyah
Mahasiswa Temukan Alakantuk, Alat Untuk Mengurangi Kecelakaan

Tiga mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang, menemukan alat untuk meminimalisasi kecelakaan di jalan raya.


Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

19 Juni 2017

Nelayan menunjukkan tangki penampungan yang berisi hasil tangkapan ikan di sekitar kawasan Teluk Jakarta di pemukiman nelayan Muara Angke, Jakarta, 19 April 2016. Menurut Ahok, kerang ikan di sekitar Muara Angke memiliki kandungan logam berat. TEMPO/Subekti.
Mahasiswa Unair Bikin Alat Penurun Kadar Logam Berat pada Kerang

Lima mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya menemukan inovasi untuk menurunkan kandungan logam berat pada kerang agar aman dikonsumsi.


Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

6 Juni 2017

Ilustrasi toilet umum. shutterstock.com
Mahasiswa UNAIR Temu Pembasmi Bakteri Toilet dari Daun Sirih

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya membuat pembasmi bakteri toilet dari ekstrak daun sirih.


Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

29 Maret 2017

Ilustrasi air bersih. sndimg.com
Bantu Wilayah Gempa, Unsyiah Ciptakan Pengolah Air Tenaga Surya  

Alat pengolah air tenaga surya buatan Unsyiah ini mengandalkan tiga penyaring.


Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

7 Maret 2017

Instalasi sistem pencahayaan terbaru berbasis LED (Light Emitting Diode) di Monas yang diselanggarakan PT.Philips Indonesia dengan tajuk
Potensi Luar Biasa Lampu LED yang Layak Anda Ketahui

Revolusi kota cerdas memperluas penggunaan lampu jalan LED. Kalangan bisnis dapat memanfaatkannya .