Buku ini ditulis oleh ahli fisika teoritis itu asal Inggris itu bersama ahli fisika dari Amerika Serikat, Leonard Mlodinow. Pekan depan buku ini mulai beredar di pasar.
Dalam bukunya Hawking mengatakan, dengan adanya sebuah hukum seperti gravitasi, alam semesta ini dapat dan mampu menciptakan dirinya sendiri dari ketiadaan. “Penciptaan yang spontan adalah alasan adanya sesuatu, itulah mengapa alam semesta ada dan kita ada,” kata Hawking dalam bukunya.
Menurut Hawking, tak perlu meminta Tuhan untuk menyinari bumi dan menjalankan alam semesta. Pernyataan ini jauh berbeda dengan isi buku sebelumnya, “A Brief History of Time” yang melambungkan namanya.
Di buku sebelumnya itu, Hawking masih mengakui peran Tuhan di balik semua hukum fisika yang ada di alam semesta ini. Namun di buku teranyar ini, Hawking yang kini berbicara dengan pensintesa suara berbasis komputer, menulis bahwa segala sesuatu terjadi dengan sendirinya.
Hawking menulis, penemuan sebuah planet yang mengorbitkan bintang pada 1992 adalah bukti tak terbantahkan atas teorinya. Penemuan itu, kata dia, telah meruntuhkan pandangan sang bapak fisika Isaac Newton yang mengatakan bahwa alam semesta tak bangkit dari chaos (Big Bang) melainkan diciptakan oleh Tuhan.
“Itu menyebabkan kondisi yang terjadi secara kebetulan pada planet kita. Matahari dan kombinasi antara jarak matahari-bumi dan massa cahaya, adalah bukti yang lemah untuk menyatakan bahwa bumi didesain untuk menyenangkan manusia,” kata Hawking.
DEDDY SINAGA | REUTERS