Pendekatan terbaru mereka tersebut merupakan temuan pertama yang dapat memberikan keseimbangan pasif pada tenaga aerodinamis yang dihadapi oleh robot-robot terbang mini itu. Berkat temuan tersebut, robot dapat mengatur sayap mereka secara asimetris ketika terkena angin kencang, terjadi kerusakan sayap, dan problem lain.
"Drivetrain atau komponen pengirim tenaga pada roda untuk robot mikro-aerial memiliki banyak karakteristik yang sama dengan mobil two-wheel-drive," kata Pratheev S. Sreetharan, peneliti utama studi dari School of Engineering and Applied Sciences, Harvard University. "Keduanya mengirim tenaga dari satu sumber ke sepasang roda atau sayap. Tapi diferensial PARITy kami membangkitkan torsi atau gaya puntir hingga 10 juta kali lipat lebih kecil ketimbang torsi sebuah mobil. Ukurannya hanya 5 millimeter dan beratnya sekitar 0,01 gram, atau sepersejuta massa diferensial automobile."
Robot mikro berperforma tinggi, seperti yang dilaporkan peneliti Harvard dalam Journal of Mechanical Design, nantinya dapat digunakan untuk menyisir wilayah yang berisiko tinggi bagi manusia. Para ilmuwan di perguruan tinggi, termasuk di University of California, Berkeley, University of Delaware, University of Tokyo, dan Delft University of Technology di Belanda, juga tengah mengeksplorasi robot mikro-aerial sebagai alat sekali pakai yang murah.
Untuk terbang dengan baik menembus lingkungan yang tak terduga, robot mikro harus menyamai kemampuan serangga serta bisa bernegosiasi dengan kondisi yang selalu berubah tiap detik. Serangga biasanya mengatasi persoalan itu dengan mengepakkan sayap mereka secara satu kesatuan--sebuah proses landasan kinetis dan aerodinamis yang belum dipahami dengan jelas.
Sreetharan dan Robert J. Wood, dosen teknik Harvard yang terlibat dalam studi itu, menyatakan robot mikro yang meniru kemampuan seekor serangga tidak memerlukan sirkuit elektronik yang kompleks untuk mengendalikan posisi sayap dengan tepat. "Kami tak tertarik pada posisi sayap seperti torsi yang diciptakannya," kata Wood, pakar teknik listrik. "Desain kami menggunakan kecerdasan mekanis untuk menentukan kecepatan sayap dan amplitudo yang tepat untuk menyeimbangkan kekuatan lain yang mempengaruhi robot. Alat kami dapat memperlambat atau mempercepat sayap secara otomatis untuk memperbaiki ketidakseimbangan."
TJANDRA l SCIENCEDAILY