TEMPO Interaktif, Jakarta -Tak sembarang orang dapat memenuhi kategori untuk terbang ke antariksa dengan menggunakan kapsul Tycho Brahe ini. Selain bernyali besar, sang pilot harus memiliki semangat petualang bergaya astronaut karena kapsul ini menawarkan pemandangan 360 derajat lewat kubah tembus pandangnya.
Dia juga dapat menggunakan tongkat kemudi untuk mengendalikan thruster gas dingin kecil yang dapat memutar kapsul untuk memperoleh pemandangan berbeda. "Siapa pun yang menerbangkan pesawat berawak tunggal adalah seorang pilot-astronaut sejati, dan bukan peserta sebuah penerbangan antariksa," kata Madsen.
Namun, untuk sementara, Peter Madsen dan Kristian von Bengtson tak mau berisiko kehilangan seorang pilot manusia sampai mereka benar-benar yakin atas keselamatan roket itu. "Kami perlu sedikitnya empat penerbangan sukses, dan jika kami anggap perlu, mungkin lebih banyak lagi," kata Madsen. "Ini roket murah dengan banyak bagian yang dapat digunakan ulang."
Sebuah aerospike, struktur seperti antena di ujung kubah plexiglass, berfungsi mengurangi guncangan dan efek panas pada kubah. Kapsul itu juga memiliki cangkang pelat besi dengan lapisan gabus yang berfungsi sebagai perisai panas.
Meski terikat pada kabin berdiameter 65 sentimeter, tangan pilot tetap dapat bergerak bebas untuk mengoperasikan sistem rotasi manual atau meraih kantong muntah atau masker oksigen tambahan. Sang pilot juga harus mengenakan pakaian bertekanan dan parasut darurat kecil. Mereka juga bisa membawa kamera untuk mengabadikan atau merekam pemandangan langka yang berlangsung selama 90 detik itu pada saat berada dalam kondisi tanpa bobot.
TJANDRA | SPACE