Bila Anda termasuk di dalam keriuhan itu, seberapa total Anda benar-benar meninggalkan pekerjaan di Jakarta? Pasalnya, ada penelitian yang menyebutkan bahwa meski sedang berlibur, banyak pekerja yang masih terhubung dengan pekerjaannya.
Penelitian itu memang terjadi di Amerika Serikat. Sepertiga kaum pekerja di negara itu masih terhubung dengan e-mail kantor dan memeriksanya saat sedang bersantai di kolam renang, mendaki gunung, dan sebagainya.
Angka ini naik 25 persen dibandingkan tahun lalu. Ini ada kaitannya dengan statistik yang dirilis di Expedia.com baru-baru ini. Tingkat kekhawatiran rupanya bertambah. Macam-macam model kekhawatirannya.
Sebanyak 55 persen pekerja itu khawatir bahwa mereka takkan bisa langsung tune-in saat pulang dari liburan. Jadi, saban waktu mereka masih mengecek BlackBerry maupun iPhone, apalagi bila perangkat itu adalah inventaris kantor.
Ada pekerja yang khawatir bahwa atasan mereka tetap memantau aktivitas mereka. Dan apabila atasan tak menemukan aktivitas itu, mereka khawatir saat masuk kerja, seseorang sudah siap menggeser posisinya.
Tapi coba simak penuturan ini. “Secara personal, saya bisa saja bekerja saat liburan. Tak ada susahnya mengecek e-mail, menulis blog, atau melakukan panggilan telekonferensi,” kata Ben Patterson, penulis kolom teknologi di Yahoo! News. “Tapi kita bukan mesin, kita manusia.”
Berdasarkan pengalaman, kata Patterson, kalau manusia terlalu lama tak beristirahat biasanya kualitas pekerjaannya justru menurun. “Kalau Anda meletakkan BlackBerry selama liburan, memangnya ada masalah?”
Nah, bagaimana dengan Anda yang masih berada di perjalanan mudik atau sudah berkumpul dengan keluarga di kampung halaman? Masih menenteng BlackBerry atau iPhone selama liburan dan memakainya untuk memeriksa e-mail kantor?
DEDDY SINAGA | BERBAGAI SUMBER