The American Journal of Clinical Nutrition tahun lalu memuat penelitian yang dipimpin Dr Alan Dangour. Temuan riset itu menyatakan bahwa ayam, daging sapi, susu, buah dan sayuran organik ternyata tidak memberikan nutrisi tambahan bagi seseorang yang diet. Dangour dan timnya menemukan fakta sedikit perbedaan gizi antara makanan organik dan non-organik. Yakni makanan organik memiliki lebih banyak fosfor. Namun Dangour menegaskan bahwa fosfor juga tersedia dalam semua makanan dan tidak begitu penting bagi kesehatan masyarakat.
Perbedaan lain soal keasaman, yang lebih tinggi pada produk organik. Akan tetapi, kata Dangour, keasaman itu menyangkut rasa dan persepsi indera. "Tidak membuat perbedaan sama sekali bagi kesehatan," kata Dangour.
Menurut dia, dari hasil kajian menunjukkan bahwa saat ini belum ada bukti yang mendukung bahwa makanan organik lebih unggul gizinya dari pada makanan konvensional.
Kini, studi baru mengenai stroberi menantang penelitian Dangour. Riset yang dilakukan Washington State University ini diterbitkan dalam PLoS One. Temuannya stroberi organik lebih bergizi dan beraroma daripada yang ditanam dengan pertanian sarat bahan kimia. Selain itu, stroberi organik meninggalkan tanah yang secara genetis lebih beragam dan sehat.
Tak hanya itu, pertumbuhan stroberi organik lebih lama, aktivitas antioksidan jauh lebih tinggi, lebih kering, dan konsentrasi asam askorbat lebih tinggi. Selain itu, penguji anonim diminta mencicipi berbagai jenis stroberi. Banyak dari mereka menemukan bahwa satu jenis stroberi organik memiliki rasa lebih manis dan lebih baik dari orang lain, serta penampilan yang lebih baik.
Ketika menganalisis tanah dari stroberi organik, para peneliti menemukan bahwa terdapat keragaman genetik dari organis yang lebih besar. Selain itu mengalahkan tanah non-organik dalam hal penyimpanan karbon, mikronutrien, biomassa mikroba dan aktivitas enzim.
DAILYTECH | UWD