Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Makin Miskin Makin Saleh  

image-gnews
Aneka Ragam simbol keagamaan
Aneka Ragam simbol keagamaan
Iklan
TEMPO Interaktif,  "Kemiskinan itu dekat dengan kekufuran." Pernyataan yang diklaim sebagai hadis Nabi Muhammad ini sering diucapkan sejumlah ustad. Kufur itu sendiri memiliki banyak makna. Mulai dari tidak mengakui wujud Allah dan menolaknya, tidak bersyukur akan nikmat-Nya hingga tidak mengamalkan tuntutan agama.

Namun pernyataan itu terbantahkan dengan hasil survei di 114 negara yang dilakukan lembaga Gallup. Ternyata sekitar 95 persen warga dari negara miskin di dunia menganggap agama sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya di negara kaya, hanya 47 persen warganya yang menilai penting agama.

Negara termiskin dan miskin dalam kategori ini adalah yang rata-rata pendapatan per kapita di bawah U$ 5.000. Antara lain Indonesia, Bangladesh, Niger, Yaman, Malawi, Sri Langka, Somalia, Djobouti, Mauritania dan Burundi. Sementara negara kaya adalah yang rata-rata pendapatan per kapita lebih dari U$ 25.000.

"Ini mencerminkan hubungan yang kuat antara status sosial ekonomi suatu negara dan religiusitas penduduknya," tulis Gallup dalam siaran persnya pekan lalu. Para ahli ilmu sosial memang menjelaskan hubungan antara dua variabel itu. 

Satu teori menganalisis bahwa agama memainkan peran yang lebih fungsional di negara-negara miskin. Agama, ujar mereka, membantu banyak penduduk mengatasi perjuangan hidup sehari-hari pada diri dan keluarganya. Hasil survei Gallup mendukung teori itu dan para analisnya menemukan hubungan antara religiositas atau kesalehan dan ikatan emosional yang lebih kuat di negara-negara miskin ketimbang negara maju.

Gallup melakukan survei pada tahun 2009 dengan mewawancarai lewat telepon dan tatap muka pada 1000 responden usia dewasa di setiap negara. Margin error survei ini +- 5,3 persen. 

Temuan lain yang menarik dari survei ini adalah penyimpangan yang terjadi di Amerika Serikat. "Di negara ini sekitar 65 persen warganya menganggap agama berperan penting dalam kehidupan sehari-hari." Padahal di negara kaya lain, persentasinya lebih rendah. Misalnya di Swedia (17%), Denmark (19%), Inggris (27%) dan Perancis (30%).

"Ini anomali religiusitas kita di antara negara-negara lainnya," kata Charles M.Blow, kolomnis The New York Times. Dari data survei Gallup, dia membuat grafik religiusitas dikaitkan dengan pendapatan per kapita tiap negara dan mayoritas agama yang dianut. Religiositas masyarakat Amerika Serikat, katanya, menyimpang dari rata-rata penduduk negara kaya lainnya. Boleh jadi di negara Abang Sam berlaku dalil bahwa kekayaan dekat dengan kesalehan.

UNTUNG WIDYANTO | LIVESCIENCE.COM | GALLUP.COM | THE NEW YORK TIMES

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

Kepala Badan Riset Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko dalam diskusi Ngobrol @Tempo bertajuk
BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.


Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

 Presiden RI Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Muktamar XXIII Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Medan, Sumatra Utara, Sabtu 19 Agustus 2023. ANTARA/Gilang Galiartha
Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik


Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan terkait Piala Dunia U-20, di Istana Merdeka, Selasa, 28 Maret 2023. YouTube/Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.


Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

10 Desember 2022

Demonstran Anti Globalisasi berdemonstrasi menentang pertemuan World Economy Forum di Jenewa, (1/2).  AFP PHOTO / NICHOLAS RATZENBOECK
Memahami Globalisasi serta Dampak Negatif dan Positifnya

Dengan adanya globalisasi, segala aktivitas manusia semakin mudah. Namun lihat juga dampak negatif dan positifnya.


Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

3 Desember 2022

Tangkapan layar - Presiden Jokowi saat menghadiri Peringatan HUT ke 77 PGRI dan Hari Guru Nasional di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 3 Desember 2022. ANTARA/Indra Arief Pribadi)
Di Acara HUT PGRI, Jokowi Minta Guru Pastikan Anak Didik Kuasai Iptek dan Keterampilan Teknis

Jokowi meminta para guru memastikan anak didiknya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi


Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

25 November 2022

Siti Fauziah Dorong Mahasiswa Kuasai Iptek dan Lestarikan Budaya

MPR membuka pintu lebar-lebar kepada seluruh elemen bangsa termasuk para mahasiswa untuk berkunjung dan mendapatkan semua informasi.


BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

10 November 2022

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penganugerahan Habibie Prize 2022, yang bekerja sama dengan Yayasan SDM-IPTEK, pada Kamis, 10 November 2022. (Tangkapan layar YouTube/BRIN)
BRIN Anugerahkan Habibie Prize 2022 kepada Empat Ilmuwan

Penghargaan Habibie Prize 2022 diberikan pada empat ilmuwan yang memberikan kontribusi di bidang iptek dan inovasi.


Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

4 November 2022

Presiden Tegaskan Kedudukan Pancasila sebagai Paradigma Iptek

Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menyelenggarakan Symposium on State Ideology and International Conference on Digital Humanities 2022 di Institut Teknologi Bandung.


Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

20 April 2022

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.
Pemanfaatan Iptekin sebagai Penentu Arah Kebijakan Nasional

Ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) telah menjadi salah satu faktor utama bagi negara-negara maju dalam mempercepat program pembangunan nasional di berbagai sektor, terlebih pada sektor pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.


Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

20 April 2022

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia | Source foto: freepik
Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia

Praktik Kebijakan Iptekin di Indonesia dan Malaysia