Pearce Delphin, pelajar 17 tahun, memanfaatkan celah keamanan situs tersebut. Dia bercuit sebuah kode "mouseover" JavaScript, yang menimbulkan jendela pop-up saat pengguna mengarahkan cursor ke pesan tersebut.
Tindakan itu langsung disambar peretas lain. Mereka menautkan ke situs pornografi dan menciptakan cacing cyber yang terus berduplikasi setiap pesan dibaca. Akibatnya terjadi kekacauan di situs dengan 190 juta pengguna itu kacau selama lima jam.
"Saya melakukannya hanya untuk melihat apakah Javascript dapat dijalankan dalam tweet," ujarnya, seperti dikutip AFP, Rabu (22/9). Remaja yang tinggal bersama orangtuanya di Melbourne itu mengaku tidak menyadari tindakannya berujung pada kekacauan di Twitter.
Twitter Inc, selaku pemilik dan pengelola Twitter, meminta maaf kepada semua penggunanya terkait serangan "kutu mouseover" ini.
STRAITS TIMES | REZA M