Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyebarkan Candu Game Indonesia

image-gnews
Game iWriteWords buatan Indonesia di iPad
Game iWriteWords buatan Indonesia di iPad
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta -  ACARA Casual Connect 2010, pertemuan para pengembang game komputer atau telepon seluler, digelar di Seattle, Amerika Serikat, pada Juli lalu. Di salah satu tempat pertemuan, Kris Antoni, yang baru dua tahun diwisuda dari Universitas Bina Nusantara, berdiri di mimbar dengan celana jins dan hem yang lengannya terlipat di siku. Ia tampak santai dan sesekali memijit tuts laptop untuk mengubah tampilan layar presentasi di sampingnya.

Biarpun perusahaan yang ia dirikan di kawasan Bumi Serpong Damai, Toge Productions, baru berumur beberapa bulan, Kris sudah diundang sebagai pembicara. Ia diminta menjelaskan game Infectonator yang ia buat bersama teman sesama pendiri Toge Productions, Sudarmin Then, yang spektakuler di "dunia persilatan" game. "Game ini sudah dimainkan 60 juta orang (di seluruh dunia)," kata Kris di Jakarta pekan lalu.

Para penggemar game komputer seluruh dunia akan membuka situs yang isinya melulu aplikasi permainan, seperti bubblebox.com, kongregate.com, atau mochigames.com, dan di sana mengklik Infectonator. Dalam urutan popularitas di Internet, game menempati urutan ketujuh, setelah e-mail, chatting, situs sosial, mesin pencari, berita online, dan blog.

Puluhan juta penggemar itu memungkinkan Kris mengumpulkan uang cukup besar. Ia tidak mau menyebut angkanya, tapi membenarkan saat Tempo menyebut pemasukan dari Infectonator berada di kisaran miliaran rupiah. (Baca juga: Seribu Satu Cara Mendulang Dolar dari Game)

Hanya berselang sehari setelah Casual Connect ditutup, dengan sangat senang Kris menulis pengalamannya sebagai pembicara di Seattle di salah satu forum Internet, tempat para pembuat game di Indonesia berkumpul: gamedevid.org. Ia membagikan pengalamannya bagi puluhan orang Indonesia--mungkin ratusan orang--yang hidupnya dari membuat game untuk Internet atau ponsel.

Kris dan Toge Productions memang tidak sendirian. Ada puluhan studio seperti Toge Productions di Indonesia. "Mungkin ada sekitar 50 studio," kata Samuel Henry, koordinator Asosiasi Pengembang Game Internasional (IGDA) untuk wilayah Indonesia.

Tidak semua pembuat game sudah menghasilkan karya seperti Infectonator, yang mengundang ribuan dolar ke Indonesia. Sebagian cukup puas dengan mendapatkan Rp 10-20 juta untuk setiap game yang dibuat. Tapi Toge Productions--yang namanya diambil dari kata "taoge"--juga bukan satu-satunya yang mendapat uang miliaran rupiah dalam hitungan bulan dari game untuk komputer atau ponsel.

Salah satu yang juga meraup miliaran rupiah dalam hitungan bulan adalah GDI Plus, anak perusahaan software yang mengerjakan peranti lunak untuk perusahaan seperti Telkom atau Inco atau Kaltim Prima Coal, PT GDI. Dalam setahun ini, GDI Plus sudah merilis tujuh game. Semua aplikasi itu mereka jual lewat iTunes Store, toko virtual milik Apple, untuk dimainkan di iPhone atau iPad. Tidak semua aplikasi itu sukses. Ada yang hanya mendapat Rp 1 jutaan. "Tiga yang berhasil," kata Roy Winata, pendiri sekaligus pembuat aplikasi di GDI Plus, yang berkantor di Jalan Gajah Mada, Jakarta. (Baca juga: Mereka Jagoan Kita)

Yang sukses adalah iWriteWords, iNews, dan BlogShelf. Yang paling banyak menghasilkan uang adalah iWriteWords, yang berisi game belajar menulis huruf bagi anak di bawah lima tahun. Sekitar Rp 800 juta dikumpulkan dari iWriteWords. Game-game lain menyumbang berbeda-beda hingga total mereka sudah mendapatkan lebih dari Rp 2 miliar. "Itu sudah dipotong 30 persen oleh Apple," kata Roy.

Penghargaan di luar sisi komersial juga didapat game seperti Cube Colossus. Permainan berbasis Flash ini meraih penghargaan pada Pertemuan Game Flash 2010 di San Francisco, Maret lalu, untuk kategori nomor satu di "People's Choice" sekaligus runner-up kategori "Best Shooter Game". Game ini dibuat oleh Wimindra Lee, pengembang game asal Jakarta dari studio Lucidrine, bekerja sama dengan bocah (yang saat itu) kelas tiga SMA Negeri 1 Magelang, Fandry Indrayadi.

Bagi pengembang game, pasar program yang mereka buat memang dunia internasional, bukan dalam negeri. Mereka bekerja di Indonesia, tapi karya yang dihasilkan membuat dolar datang ke kantong mereka. Dan kerja seperti ini relatif gampang. Satu orang sendirian bisa membuat satu game--yang paling sederhana berbasis Flash seperti Infectonator meski tidak bisa dijalankan di mesin Apple--dan langsung bisa menghasilkan uang.

Roy, misalnya, sendirian saat menulis algoritma iWriteWords dalam bahasa komputer Objective-C. Bantuan hanya datang dari Ansell, anaknya yang tahun lalu masih berusia 4,5 tahun dan belajar membaca, yang membuatkan gambar kekanak-kanakan. (Baca juga: Guntur Tak Lagi Berpuasa)

Selain itu, untuk mulai membuat studio sendiri, tidak terlalu banyak modal yang dibutuhkan. Cukup dengan satu unit komputer, sudah bisa bekerja. "Apalagi biaya hidup di Indonesia murah," kata Kris, yang saat kuliah ikut kelas internasional sehingga sempat setahun menempuh kuliah di Australia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang dibutuhkan untuk membuat game yang diproduksi sendiri hanya kesediaan tidak mendapatkan uang dalam beberapa bulan pertama. Selain itu, tidak ada jaminan game yang dibuat bakal benar-benar menghasilkan uang.

Itu sebabnya banyak teman kuliah Kris memilih bekerja di Singapura, karena beberapa studio game terkemuka, seperti Entertainment Arts dan Ubisoft, membuka kantor di sana. "Mereka di sana langsung mendapatkan uang," kata Kris. "Di sini kan harus siap tiga bulan tanpa penghasilan dulu."

Tapi kadang yang sudah bekerja di luar negeri juga pulang kampung dan mengembangkan industri game di Indonesia. Ini dilakukan Wandah Wibawanto. Setelah lulus dari Universitas Negeri Malang, ia langsung bekerja di Dubai dengan gaji di kisaran Rp 20-30 juta, tapi sekarang pulang kampung.

"Setelah yakin bisa (hidup dengan membuat game sendiri), saya pulang," kata Wandah, yang mendapat US$ 1.500-12.000 (Rp 13,5-108 juta) untuk setiap game yang ia buat. Total ia sudah membuat belasan game komersial, dengan andalan seri Sim Taxi. Lama pembuatan game dari dua pekan hingga tiga bulan.

Berdasarkan pengalaman di Dubai, menurut Wandah, kemampuan para pengembang game Indonesia tidak kalah. "Malah rata-rata di atas," katanya. Prestasi spektakuler dari Toge Productions atau GDI Plus menunjukkan penilaian Wandah mungkin tidak keliru.

Petunjuk lain adalah dibukanya studio baru milik Gameloft--produsen game asal Prancis, terbesar kedua dunia setelah Entertainment Arts--di Yogyakarta. "Mereka akan merekrut ratusan orang," kata Samuel, yang juga menjadi konsultan pembukaan studio ini. "Mereka sudah invest miliaran rupiah."

Nur Khoiri

BERITA TERKAIT:

Menyebarkan Candu Game Indonesia

Seribu Satu Cara Mendulang Dolar dari Game

Mereka Jagoan Kita

Guntur Tak Lagi Berpuasa
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pesatnya Tren Teknologi Jadikan Industri Game Nasional Prospektif

21 Oktober 2017

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Pesatnya Tren Teknologi Jadikan Industri Game Nasional Prospektif

Produsen komputer, Acer, menilai, dalam beberapa tahun, industri game di Indonesia akan tumbuh.


Dua Game Indonesia Jadi Nominasi IMGA SEA

13 September 2017

Infectonator, game berbasis web, iOs, dan Android ini telah memenagi penghargaan Game of the Year Award 2013 dari Armogames.com dan Best Cross Platform Game dalam Flash Gamming Summit 2011. Game ini dibuat oleh Toge Productions yang didirikan oleh Kris Antoni dan Sudirman Then pada 2010. Mereka telah membuat lebih dari 20 game, seperti Planetary Conflict dan Necronator 2. Play.google.com
Dua Game Indonesia Jadi Nominasi IMGA SEA

Alegrium mengumumkan dua game karyanya, yakni Almighty dan Icon Pop Quiz 2, menerima nominasi People's Choice Awards dalam kedua IMGA SEA


Beralih ke Xbox One X, Microsoft Hentikan Penjualan Xbox One

27 Agustus 2017

Xbox One X. Theverge.com
Beralih ke Xbox One X, Microsoft Hentikan Penjualan Xbox One

Microsoft telah menghentikan produksi Xbox One beberapa bulan sebelum penghentian penjualan konsol Xbox One.


LG Akan Pamerkan 2 Monitor Gaming di IFA 2017

23 Agustus 2017

LG Akan Pamerkan 2 Monitor Gaming, LG 32GK850G dan LG 27GK750F, di IFA 2017. Kredit: LG
LG Akan Pamerkan 2 Monitor Gaming di IFA 2017

LG melengkapi kedua gaming monitornya ini dengan refresh rate 144Hz dan 240Hz.


Formula 1 Luncurkan Kejuaraan Dunia eSports

22 Agustus 2017

Liberty Media, yang mengambil alih Formula One pada bulan Januari, telah menargetkan game sebagai area pertumbuhan untuk mendorong pendapatan. Kredit: Daily Mail
Formula 1 Luncurkan Kejuaraan Dunia eSports

Formula One mengumumkan peluncuran seri eSports yang akan berlangsung dari bulan September sampai November.


Bahaya Permainan Video bagi Otak, Parkinson dan Alzheimer

16 Agustus 2017

TEMPO/Yuyun N
Bahaya Permainan Video bagi Otak, Parkinson dan Alzheimer

Bermain video game jenis aksi tidak baik bagi kesehatan otak karena akan mengurangi daya ingat.


Game 'Where is My Water? 2' Dipakai untuk Memata-matai Anak-anak  

11 Agustus 2017

Aplikasi game Where's My Water? 2. (Google Play Store)
Game 'Where is My Water? 2' Dipakai untuk Memata-matai Anak-anak  

Amanda Rushing, ibu dua anak yang tinggal di California, menuntut perusahaan animasi Walt Disney atas tuduhan pelanggaran privasi anak-anak.


Fokus ke Game, Acer Perluas Lini Predator

10 Agustus 2017

Laptop gaming Acer Predator Helios 300. (cnet.com)
Fokus ke Game, Acer Perluas Lini Predator

Acer mengincar posisi teratas pasar perangkat game di Indonesia.


Paris Pertimbangkan Video Game Masuk Cabang Olimpiade 2024

9 Agustus 2017

Sebastian Coe. AP/Alastair Grant
Paris Pertimbangkan Video Game Masuk Cabang Olimpiade 2024

Presiden komite tender Olimpiade Paris mengatakan diskusi akan
digelar untuk membahas prospek gamer bersaing untuk emas
Olimpiade.


Penelitian: Video Game Kekerasan Picu Perilaku Agresif

4 Agustus 2017

Ilustrasi Game Online. ANTARA/Lucky.R
Penelitian: Video Game Kekerasan Picu Perilaku Agresif

Para orang tua sebaiknya berhati-hati jika anak gemar main video game yang bertema kekerasan.