"Dari sisi satelit, kami sudah siapkan untuk dipakai HD," katanya kepada Tempo, Selasa (28/9). Menurutnya, siaran definisi tinggi membutuhkan kapasitas transponder, saluran komunikasi di satelit, yang lebih besar. "Sekitar lima banding satu dibanding SD, standar definition," ujar Arya.
Selain menunggu kesiapan teknologi, Indovision juga menanti kesiapan pasar untuk membayar lebih guna peningkatan kualitas tayangan. Sebab layanan ini membutuhkan alat tambahan yang dibebankan ke pelanggan. First Media, jaringan televisi berbayar pertama yang melansir definisi tinggi, mengenakan biaya tambahan Rp 100 ribu. "Pasarnya pasti kecil," katanya.
Namun Arya yakin teknologi ini pasti akan diterapkan di masa depan. "Ini cuma masalah waktu," katanya. Indovision merupakan market-leader yang mendominasi 70 persen pasar televisi berbayar. Pelanggannya saat ini sekitar 760 ribu.
REZA M
Baca Juga: