TEMPO Interaktif, Bandung — Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) hari ini mengirim dua petugasnya untuk memastikan benda jatuh yang diduga meteor di Karanganyar, Jawa Tengah. Sementara ini, kasus tersebut diangap mirip seperti kejatuhan meteor di Duren Sawit, Jakarta.
Peneliti senior astronomi Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan, dia dan rekannya akan memeriksa langsung ke lokasi kejadian, sore nanti. Batu jatuh dari angkasa itu dilaporkan Senin lalu pukul 00.45 WIB. Benda itu menimpa atap rumah Suryono, warga Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar.
Dari informasi yang didapat, menurut Djamaluddin, jatuhnya benda tersebut disertai ledakan yang membangunkan penghuni rumah. Benda yang disebutkan mengeluarkan api itu merusak dapur dan mengakibatkan beberapa benda di dalamnya terpapar panas.
Di Duren Sawit, benda yang diduga meteorit itu tak meninggalkan sisa batu. Djamaluddin belum mendapat laporan yang sama di Karanganyar. “Katanya mirip seperti di Duren Sawit tapi skalanya lebih kecil,” katanya kepada Tempo, Rabu (6/10)
Sebagian peneliti dan astronom luar negeri, ujarnya, meragukan benda angkasa kecil yang berukuran kurang dari 1 meter bisa menimbulkan ledakan dan menimbulkan api. Laporan seperti itu seperti di Yordania pada 2001, Selandia Baru pada 2208, dan Kanada pada Juni 2010 lalu, diragukan sebagai meteorit. “Memang tidak lazim, tapi ada pola yang mirip dan ini menarik untuk diteliti,” katanya.
Secara teori, meteor setelah ketinggian 20-30 kilometer dari bumi kecepatannya akan melambat lalu jatuh bebas. Meteorit ukuran besar yaitu 1 meter lebih, biasanya disertai ledakan di angkasa karena gelombang kejutnya sudah membuat tekanan besar. “Untuk meteor kecil, ledakan itu masih dipertanyakan,” katanya. Juga kecepatannya yang tinggi ketika jatuh.
ANWAR SISWADI