TEMPO Interaktif, Hong Kong - Para peneliti dari Roswell Park Cancer Institute di Buffalo, New York menyatakan sejumlah rokok di Cina mengandung timbal, arsen dan kadmium, tiga kali lebih tinggi dari yang ditemukan di rokok pada umumnya.
Hasil penelitian yang telah disebarluaskan dalam jurnal Tobacco Control ini memaparkan berbagai logam berat ini masuk ke dalam tubuh perokok bersama dengan campran bahan-bahan rokok lainnya.
Peneliti utama, Richard O'Connor mengatakan, pada dasarnya logam berat ini sangat berisiko bagi kesehatan. Apalagi, kata dia, bahan berbahaya ini tertimbun di dalam rokok yang menimbulkan efek ketagihan. "Yang perlu diperhatikan adalah besarnya kandungan logam berat yang ada di setiap batang rokok ditambah banyaknya frekuensi merokok," kata O'Connor.
Menurut Tobacco Atlas, Cina memiliki populasi perokok terbesar di dunia sekaligus menjadi produsen tembakau terbesar dengan produksi 2,16 triliun rokok pada 2007. Setiap harinya satu juta dari 320 juta perokok di negeri tirai bambu itu meninggal dunia akibat penyakit yang berkaitan dengan tembakau, seperti hipertensi, stroke, diabetes, kanker, jantung dan penyakit pernapasan.
Banyaknya logam berat yang ditemukan pada 78 jenis rokok di Cina itu, menurut O'Connor bisa saja disebabkan karena tanah yang tercemar. "Seperti tanaman pada umumnya, tembakau juga menyerap mineral dan berbagai bahan kimia dari tanah," katanya. Jadi, apabila tanah di tempat perkebunan tembakau itu mengandung unsur timbal, arsen dan kadmium, maka tidak menutup kemungkinan unsur logam berat itu juga akan ditemukan pada rokok.
Reuters|Rini K