TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebagian besar wilayah di bumi ternyata kekurangan air. Dari penelitian yang dilakukan Beverly Law, seorang profesor di bidang kehutanan dan perubahan iklim Oregon State University memaparkan terjadi evapotranspirasi atau pergerakan air dari tanah ke atmosfer yang semakin meningkat akibat pemanasan global.
Beberapa wilayah yang tadinya subur kemudian kekeringan, menurut Law, adalah belahan bumi bagian selatan meliputi tenggara Afrika, sebagian besar wilayah Australia, India tengah, sebagian besar Amerika Selatan, dan sebagian wilayah Indonesia. Dari penelitian ini diketahui bahwa proses evapotranspirasi mulai terjadi sekitar 1998 dengan turunnya volume rata-rata air sekitar tujuh milimeter setiap tahun.
Faktor lain yang membuat kekeringan semakin meluas, menurut Law, adalah berkurangnya lahan untuk vegetasi. "Kami harap kekeringan ini tidak meluas ke bagian yang lain," katanya.
Law menjelaskan, proses evapotranspirasi mampu membuat sekitar 60 persen curah hujan tahunan kembali ke atmosfer. Kondisi ini diperburuk lagi dengan adanya gelombang panas atau cuaca ekstrim yang tiba-tiba muncul.
ScienceDaily|Rini K