Meski di luar hujan membuat udara terasa sejuk, ruangan pesta itu terasa hangat. Ratusan penggemar BlackBerry tampak antusias mengutak-atik Torch. Minuman dan makanan mengalir. Suara musik, obrolan, dan canda tawa membuat suasana meriah.
Bagi RIM, Torch patut dirayakan. Sebab, ia menandai babak baru kehadiran BlackBerry. Selain menjadi telepon seluler BlackBerry pertama yang menggabungkan layar sentuh dan keyboard QWERTY, Torch menjadi ponsel pertama yang memakai sistem operasi BlackBerry 6.
BlackBerry 6 adalah harapan RIM di kancah pertempuran yang kian panas. Pasalnya, pelan tapi pasti, posisi mereka mulai goyah. Lawan berat itu adalah Android.
Android telah menjadi momok bagi pemain lainnya. Pertumbuhannya mencengangkan. Menurut lembaga riset Canalys, pada kuartal kedua 2009, Android sudah meraih pangsa 2,8 persen. Satu kuartal kemudian naik ke posisi 3,5 persen.
Awal 2010, ComScore mendapati Android meraih 9 persen, lalu pada pertengahan tahun sudah mencapai 13 persen. Saat ini angkanya berada di 17 persen, atau selisih 1 persen saja di bawah BlackBerry.
Lembaga riset Gartner memprediksi, pada 2012, Android akan menjadi nomor dua di bawah Symbian dari Nokia.
Di Amerika Serikat, Apple boleh-boleh saja menepuk dada. Tapi lihat data NPD Group pada Mei lalu: Android sudah melewati Apple dengan meraih pangsa 28 persen. Apple memang masih bertumbuh 1 persen. Ini artinya, Android telah mengikis pasar BlackBerry.
* * *
Senin malam, 11 Oktober, ada pesta lain di New York, Amerika Serikat. CEO Microsoft Steve Ballmer tampak semringah di hadapan ratusan orang.
Di depannya berderet sembilan ponsel baru yang mendukung sistem operasi Windows Phone 7. Total empat perusahaan yang membuat ponsel berbasis sistem operasi itu, yaitu HTC, LG, Samsung, dan Dell.
Inilah sistem operasi jagoan Microsoft. Disebut-sebut Windows Phone 7 adalah versi bergerak dari Windows 7. Maka ia sudah mendukung penuh aplikasi Office 2010, pemutar musik Zune, dan konsol Xbox 360. Pada awal November nanti, ia akan diluncurkan.
Persoalannya, mampukah Microsoft mengembalikan zaman kejayaan Windows Mobile yang berakhir di versi 6,5 itu? Banyak pengamat menilai ini langkah yang berat bila tak mau mengatakan mustahil.
Country Manager Microsoft Indonesia Sutanto Hartono juga tak optimistis amat. Namun, menurut dia, Microsoft tak bisa meninggalkan arena sebelum bertarung.
Adapun analis menilai ini kesempatan terakhir Microsoft untuk mengatasi ketertinggalannya. Saat ini Microsoft hanya meraih pangsa 5 persen, dan itu sudah turun 4 persen dibanding tahun lalu.
DEDDY SINAGA | DIAN YULIASTUTI | BERBAGAI SUMBER