TEMPO Interaktif, Boulder - Populasi umat manusia dan segala aktivitasnya merupakan penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca yang memicu pemanasan global. Namun para peneliti kini menemukan bahwa bukan ukuran populasi manusia saja yang berdampak pada kesehatan planet ini. Komposisi populasi dan lokasi di mana mereka tinggal juga memainkan peranan besar dalam emisi gas rumah kaca.
Urbanisasi dan usia lanjut adalah dua faktor yang amat mempengaruhi emisi gas karbon dioksida dunia selama 40 tahun mendatang. Hingga pertengahan abad ini, diperkirakan jumlah populasi dunia akan meningkat hingga lebih dari tiga miliar orang, dengan kenaikan yang amat pesat di daerah perkotaan.
Untuk mengetahui bagaimana perubahan demografi ini berdampak pada perubahan iklim, tim ilmuwan Amerika itu mengembangkan skenario pertumbuhan ekonomi, penggunaan energi dan emisi menggunakan simulasi komputer (model Populasi-Lingkungan-Teknologi atau PET).
Mereka juga menganalisis data dari survei yang mencakup 34 negara bagian dan perwakilan dari 61 persen populasi dunia untuk membuat estimasi karakteristik ekonomi dari tipe rumah tangga, termasuk suplai tenaga kerja serta kebutuhan barang konsumsi.
Secara keseluruhan, mereka menemukan, jika pertumbuhan populasi dapat mengikuti jalur pertumbuhan paling lambat yang diperkirakan oleh pakar demografi di Perserikatan Bangsa-Bangsa, pada 2050 mereka membantu memangkas 16-29 persen dari penurunan emisi yang diperlukan untuk menjaga temperatur tetap aman bagi kelangsungan hidup manusia di bumi. "Jika pertumbuhan populasi global melambat, hal itu tentu saja tak memecahkan masalah iklim. Namun itu dapat memberikan kontribusi, terutama dalam jangka panjang," kata Brian O'Neill, dari National Center for Atmospheric Research di Boulder, Colorado.
Tim itu menemukan bahwa pertumbuhan populasi urban dapat menyebabkan kenaikan emisi CO2 hingga 25 persen di sejumlah negara berkembang. Sebaliknya, orang usia lanjut dapat mengurangi tingkat emisi sampai 20 persen di sejumlah negara industri. Hal ini berkaitan dengan produktivitas, karena orang tua memiliki produktivitas tenaga kerja rendah, dan diasosiasikan dengan peningkatan ekonomi yang lebih lambat.
LIVESCIENCE