TEMPO Interaktif, Jakarta - "Bumi seperti sebuah kapal di mana terdapat daratan, sungai, dan laut. Ini menjadi kampung halaman umat manusia. Saya mencintainya ketimbang harus tinggal di tempat lain di ruang angkasa," ujar Nie Haisheng, astronaut Cina yang dengan pesawat Shenzhou VI menjelajah ruang angkasa pada 12 Oktober 2005. Sejak kecil, ia tertarik akan dunia antariksa. Mimpi saya, katanya, tercapai berkat Shenzhou.
Jumat malam lalu, Nie Haisheng membagikan pengalamannya kepada 500 tamu undangan, termasuk Menteri Riset dan Teknologi Suharna Surapranata, di Hotel Shangri-la, Jakarta. Dia hadir bersama Zhai Zhigang, astronaut Cina pertama yang berjalan di luar angkasa dengan pesawat Shenzhou VII pada September 2008. Tiga layar lebar menampilkan film dari misi antariksa Negeri Tirai Bambu ini.
Cina menjadi negara ketiga yang berhasil membawa awaknya menjelajahi ruang angkasa. Dua negara sebelumnya adalah Rusia dan Amerika Serikat. "Ini kebangkitan bangsa Asia dan merupakan hasil dari sejarah panjang penguasaan teknologi," kata Sukamdani Sahid Gitosarjono, Ketua Lembaga Kerja Sama Ekonomi, Sosial, dan Budaya Indonesia-Cina, yang menjadi tuan rumah acara itu.
Zhai Zhigang menceritakan pengalamannya selama lima hari di Shenzhou VII. Sangat sulit, katanya, bergerak di ruang angkasa yang bergravitasi nol. "Kami harus mampu beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan kondisi itu," ujar Zhai, yang tidak pernah bercita-cita menjadi astronaut. Jika tidak, akan seperti manusia yang mabuk laut ketika terombang-ambing oleh ombak.
Zhai mencontohkan saat membuka sekrup. Kelihatannya mudah, namun harus berputar-putar agar mur terlepas. Beruntung, ketika di bumi, mereka dilatih intensif dengan tinggal di ruang simulasi tanpa gravitasi.
Duta Besar Cina untuk Indonesia, Zhang Qi Yue, menjelaskan, kedatangan dua astronaut Cina itu dalam rangka peringatan 60 tahun hubungan Indonesia-Cina. Sekitar 600 tahun lalu, datang utusan Kekaisaran Cina ke Nusantara untuk menjalin persahabatan. Kini, katanya, kedatangan astronaut Cina mencerminkan ketulusan rakyat kami untuk hubungan yang lebih cemerlang di masa depan. Selain itu, Cina mengirim Yuanwang 5, kapal penelitian yang baru menyelesaikan misi mengontrol satelit bulan. Kapal itu bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, dan selama empat hari akan dibuka untuk masyarakat umum.
UNTUNG WIDYANTO